Warga RI Cuma Belanja yang Penting-penting Saat Puasa, Dompet 'Kempes'?

Warga RI Cuma Belanja yang Penting-penting Saat Puasa, Dompet 'Kempes'?

Amanda Christabel - detikFinance
Sabtu, 08 Mar 2025 15:30 WIB
woman hand hold shopping cart with Abstract blur supermarket aisle background
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kwangmoozaa
Jakarta -

Momen Ramadan biasanya jadi waktu puncak belanja atau konsumsi masyarakat Indonesia, tapi kali ini situasinya berbeda. Mengutip riset CNBC Indonesia, berdasarkan data Mandiri Spending Index (MSI) ada pelemahan terhadap nilai belanja masyarakat di satu minggu jelang Ramadan, yakni ke angka 236,2.

Angka itu memperlihatkan pola yang tak lazim lantaran tak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Mandiri Spending Index (MSI) yang menurun jelang Ramadan terakhir kali terjadi pada Maret 2020 atau atau pada saat COVID-19 mulai merebak di Indonesia. MSI juga mengungkap sektor leisure yang terkoreksi tajam, khususnya belanja olahraga, hobi, dan hiburan.

Data ini juga menunjukkan pola belanja yang paling banyak terserap yaitu untuk sektor restoran sebesar 20,2% dan belanja supermarket yang naik ke 15,9%. Ini mengindikasikan belanja masyarakat saat ini lebih berfokus pada kebutuhan primer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengatakan pola belanja yang menguat saat Ramadan yaitu memang betul yang berkaitan dengan kebutuhan pokok.

"Apalagi di situasi ini, beberapa kebutuhan cenderung naik, tapi mereka harus beli. Misal beras, cabai, hortikultur, minyak goreng. Itu trennya di luar kenaikannya dibandingkan sebelumnya. Bahkan, kemarin sempat deflasi di bulan Februari," kata Tauhid kepada detikcom, Sabtu (8/3/2025).

ADVERTISEMENT

Tauhid juga menegaskan, belanja masyarakat lebih ke arah kembali ke kebutuhan pokok di Ramadan ini. Hal nomor dua yang juga jadi kebutuhan saat Lebaran adalah sandang, atau pakaian yang dikenakan saat hari raya.

"Tetapi memang jumlahnya ataupun kualitasnya mungkin tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Jadi, mereka tetap mempertahankan harga-harga yang terjangkau bagi masyarakat. Sehingga itu akan dilakukan," tambah Tauhid.

Hal urutan ketiga yang jadi prioritas masyarakat saat Lebaran adalah perihal mudik atau traveling, yang sudah jadi budaya di masyarakat Indonesia saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Di traveling ini kemungkinan juga ada kebutuhan untuk wisata dan sebagainya. Yang terakhir, mungkin soal sosial. Ada yang untuk memberikan zakat, infaq, sedekah, dan sebagainya. Tren ini selalu berulang, tapi besarannya memang beda," katanya.

"Kalau saya lihat memang situasi sekarang agak melambat, pasti kebutuhan utama (makanan) yang pertama tetap akan selalu besar. Kalau melihat data konsumsinya BPS, itu pasti akan selalu terbesar. Apalagi Ramadan jauh lebih tinggi mengantisipasi harga, dan kebutuhan hrai-hari-hari yang biasanya tidak belanja jajan sore, sekarang jadi masih tinggi," tandasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads