Profil Eks PM Thailand yang Jadi Dewas Danantara, Pernah Dikudeta

Profil Eks PM Thailand yang Jadi Dewas Danantara, Pernah Dikudeta

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 25 Mar 2025 14:46 WIB
(FILES) Former Thai Prime Minister Thaksin Shinawatra greets his supporters after landing at Bangkoks Don Mueang airport on August 22, 2023. Thai police have charged former prime minister Thaksin Shinawatra with lese-majeste over comments he made almost a decade ago, officials said February 6, 2024, though it is not yet clear whether the case will go to court. (Photo by Manan VATSYAYANA / AFP)
Thaksin Shinawatra/Foto: AFP/MANAN VATSYAYANA
Jakarta -

Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra, ditunjuk menjadi salah satu Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara. Hal tersebut diketahui setelah struktur lengkap pengurus Danantara resmi diumumkan pada Senin (24/3) kemarin.

Melansir BBC pada 2023 lalu, pria kelahiran 1948 di kota Chiang Mai ini memulai kariernya sebagai polisi. Hingga pada 1973, Thaksin menerima beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan studi hingga gelar master dalam bidang peradilan pidana di Amerika Serikat (AS).

Setelah menyelesaikan pendidikan dan kembali ke kampung halaman, ia kemudian terjun ke dunia bisnis dan membangun raksasa telekomunikasi bernama Shin Corp pada akhir 1980-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak cukup hanya menjadi pengusaha, ia kemudian mendirikan partai Thai Rak Thai (Orang Thailand Mencintai Orang Thailand) pada 1998. Banyak menggunakan harta kekayaannya untuk mendanai kampanye, Thaksin dengan cepat meraih popularitas dan berhasil menjabat sebagai Perdana Menteri pada 2001.

Ia menarik dukungan dari wilayah pedesaan dengan serangkaian kebijakan di bidang-bidang seperti perawatan kesehatan dan lapangan pekerjaan, guna meningkatkan kehidupan dan pendapatan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, selama menjabat dirinya juga sempat mendapatkan banyak tekanan. Misal saat pemerintahnya mendapatkan kritik keras atas kematian lebih dari 2.500 orang akibat kekerasan selama penanganan kasus narkoba di Thailand pada 2003 lalu.

Selain itu, komisi pengawasan tindak korupsi Thailand juga menemukan bahwa ia gagal melaporkan semua kekayaannya. Di luar itu ia juga dikritik karena pemerintah saat itu gagal mengatasi peningkatan kekerasan di wilayah selatan yang sebagian besar penduduknya Muslim.

Penolakan semakin menggema ketika keluarga Thaksin menjual sebagian saham yang terdaftar di bursa saham seharga US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 31,5 triliun) kepada perusahaan asing.

Kala itu banyak warga Thailand yang memprotes bagaimana keluarga Thaksin telah menghindari pembayaran pajak dan menyerahkan kendali atas perusahaannya yang merupakan salah satu aset strategis ke investor luar negeri.

Menghadapi ancaman protes lebih lanjut, Thaksin akhirnya mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri. Ia mengundurkan diri selama beberapa minggu, tetapi kembali menjabat pada bulan Mei.

Hingga September tahun itu, setelah berbulan-bulan ketidakpastian politik, militer Thailand merebut kekuasaan dari Thaksin saat dirinya berada di luar negeri.

Pasca kudeta, pada akhir tahun 2007, ia dan keluarganya menghadapi serangkaian kasus korupsi. Hingga pada Oktober 2008, Mahkamah Agung Thailand memutuskan Thaksin bersalah karena melanggar UU konflik kepentingan ketika menjabat PM.

Keputusan ini membuatnya sempat mengasingkan diri di Dubai dan London hingga belasan tahun. Thaksin mengatakan ia lebih memilih untuk mengasingkan diri guna menghindari hukuman penjara yang menurutnya bermotif politik.

Hingga pada 2023 kemarin ia sempat kembali ke Thailand, yang kemudian berujung pada penangkapan atas kasus korupsinya yang lama. Namun tidak lama setelah itu ia dipindahkan ke rumah sakit karena keluhan sakit jantung dan setelah itu hukumnya ditangguhkan.

Setelah semua itu, pada Senin (24/3) kemarin CEO Danantara Rosan Roeslani mengumumkan struktur lengkap pengurus Danantara, di mana Thaksin Shinawatra tercatat menjabat sebagai salah satu Dewan Penasihat.

Lihat juga Video Ada SBY-Jokowi di Danantara, Demokrat Yakin Datangkan Investasi yang Besar

(fdl/fdl)

Hide Ads