Palang Merah Singapura (SRC/ The Singapore Red Cross) menyumbang S$ 150.000 atau sekitar Rp 1,84 miliar (kurs Rp 12.300/S$ 1) sebagai bantuan darurat untuk gempa di Myanmar dan Thailand. Sumbangan itu akan digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak korban gempa.
Dikutip dari CNA, Sabtu, (29/3/2025), kebutuhan itu mencakup distribusi perlengkapan penting seperti makanan, air, selimut, terpal, dan perlengkapan kebersihan yang disalurkan ke Palang Merah Myanmar dan Palang Merah Thailand.
Penggalangan dana publik juga akan segera diluncurkan dengan rincian yang akan diumumkan melalui situs web Palang Merah Singapura. Dana yang terkumpul akan secara langsung mendukung operasi bantuan dan pemulihan bagi masyarakat yang terkena dampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat prihatin dengan masyarakat yang terdampak. Banyak orang terluka, mengungsi, dan sangat membutuhkan bantuan. Kerusakan yang meluas pada infrastruktur menghambat operasi penyelamatan dan bantuan darurat di lapangan. Skala kehancuran ini membutuhkan respons kemanusiaan yang cepat dan terkoordinasi," kata sekretaris jenderal dan CEO SRC, Benjamin William.
"Kami bekerja sama erat dengan mitra Palang Merah kami untuk memastikan bantuan sampai ke mereka yang paling membutuhkan. Saya mengimbau masyarakat untuk ikut mendukung upaya ini," tambah dia.
SRC mengatakan pihaknya bekerja sama dengan masing-masing Perhimpunan Palang Merah untuk memantau dan menilai situasi, dan siap memberikan bantuan lebih lanjut. Mereka juga mengerahkan responden kemanusiaan untuk mendukung upaya bantuan di masyarakat yang terdampak.
SRC juga telah mengaktifkan layanan Restoring Family Links (RFL) untuk membantu penduduk Singapura menemukan anggota keluarga dekat mereka yang mungkin terdampak bencana. Mereka yang membutuhkan bantuan dapat mengirim email ke rfl@redcross.sg.
Sebagai informasi, gempa bumi besar melanda Myanmar dan Thailand pada hari Jumat, menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai ratusan orang. Puluhan orang terperangkap di bangunan yang runtuh dan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat.
Gempa dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada sore hari, dan diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter.
Gempa tersebut meratakan bangunan, merobohkan jembatan, dan meretakkan jalan di seluruh Myanmar, dan bahkan menghancurkan gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang sedang dibangun ratusan kilometer jauhnya di Bangkok.
Sementara tingkat bencana sepenuhnya belum diketahui, pemimpin Myanmar yang terisolasi, dalam cengkeraman perang saudara, mengeluarkan permohonan langka untuk bantuan internasional.
Junta penguasa Myanmar mengatakan dalam pembaruan pada hari Sabtu bahwa jumlah korban tewas telah melonjak menjadi 694, dengan 1.670 orang terluka.
(ily/hns)