Zelensky Kabulkan Permintaan Trump, AS Dapat Akses ke Harta Karun Ukraina

Zelensky Kabulkan Permintaan Trump, AS Dapat Akses ke Harta Karun Ukraina

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 01 Mei 2025 21:05 WIB
In this handout photograph taken and released by the Ukrainian Presidential Press Service on April 26, 2025, Ukraines President Volodymyr Zelensky (L) meets with US President Donald Trump (R) on the sidelines of Pope Franciss funeral at St. Peters Basilica at the Vatican. (Photo by Handout / UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT AFP PHOTO / UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE - NO MARKETING NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS
Foto: Handout/UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE/AFP
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) dan Ukraina menyepakati perjanjian kemitraan yang memberikan Washington akses mengelola mineral logam tanah jarang atau rare earth dari Kyiv. Adapun upaya mendapat akses pengelolaan rame earth sebelumnya telah diupayakan sejak Presiden AS Donald Trump kembali memimpin pemerintahan Negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip dari CNN, kesepakatan ini tercapai negosiasi sengit selama berminggu-minggu antara AS dan Ukraina. Namun akhirnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi restu Trump untuk mengakses komoditas tersebut.

Trump mengatakan, perjanjian tersebut tercapai dalam pertemuannya bersama Zelensky di akhir pekan, di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus. Trump mengatakan, pertemuan itu menghasilkan negosiasi yang sangat baik. Trump mengatakan, kesepakatan itu untuk melindungi kontribusi Washington terhadap upaya perang Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami membuat kesepakatan hari ini di mana kami mendapatkan, Anda tahu, jauh lebih banyak secara teori, daripada US$ 350 miliar, tetapi saya ingin dilindungi. Saya tidak ingin berada di luar sana dan terlihat bodoh," kata Trump dikutip dari CNN, Kamis (1/5/2025).

Adapun total kontribusi aktual yang diberikan AS ke Ukraina mendekati US$ 123 miliar sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022. Departemen Keuangan AS sebelumnya mengumumkan, kedua negara menandatangani perjanjian untuk mengakses rare earth.

ADVERTISEMENT

"Seperti yang telah dikatakan Presiden, Amerika Serikat berkomitmen untuk membantu memfasilitasi berakhirnya perang yang kejam dan tidak masuk akal ini," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

"Perjanjian ini memberi sinyal jelas kepada Rusia bahwa Pemerintahan Trump berkomitmen pada proses perdamaian yang berpusat pada Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang. Dan perlu diperjelas, tidak ada negara atau orang yang membiayai atau memasok mesin perang Rusia yang akan diizinkan untuk mendapatkan keuntungan dari rekonstruksi Ukraina," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko yang menandatangani perjanjian tersebut di AS mengatakan, kepemilikan dan kendali penuh akses rare earth tetap berada di tangan Ukraina.

"Semua sumber daya di wilayah kami dan di perairan teritorial adalah milik Ukraina. Negara Ukraina-lah yang menentukan apa dan di mana akan diekstraksi. Tanah di bawah permukaan tetap menjadi milik Ukraina - hal ini ditetapkan dengan jelas dalam Perjanjian," ungkapnya.

Untuk diketahui, Akses sumber daya alam ini diajukan sebagai imbalan bantuan militer yang diberikan AS kepada Ukraina. Namun begitu, sebelumnya Zelensky tidak menyetujui permintaan tersebut karena dianggap membebani negaranya. Ukraina sendiri tercatat memiliki cadangan mineral penting sangat besar, yang dipakai untuk industri dirgantara, pertahanan dan nuklir.

Presiden AS Donald Trump, dikabarkan memiliki ketertarikan untuk mengakses sumber daya mineral Ukraina sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada China. Namun begitu, Zelensky secara tegas mengatakan, segala bentuk eksploitasi harus sesuai dengan jaminan keamanan bagi Ukraina menekan agresi Rusia.

"Ikatan ekonomi yang mengikat dengan Amerika Serikat akan menjadi jaminan terbaik terhadap agresi di masa mendatang dan bagian integral dari perdamaian abadi," cetus jubir White House National Security Council, Brian Hughes, dikutip dari detikInet, Jumat (21/2/2025).

Melalui proposal itu, AS kemungkinan memiliki sumber daya alam senilai US$ 500 miliar di Ukraina, termasuk minyak dan gas. Sementara laporan Reuters mengatakan, AS mengusulkan untuk mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina.

(rrd/rrd)

Hide Ads