Presiden Prabowo Subianto mengajak Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di Indonesia. Di depan PM Australia Anthony Albanese, Prabowo meminta agar Australia lebih banyak berpartisipasi pada pengembangan ekonomi di Indonesia.
Sejauh ini, Australia menjadi negara nomor 11 dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Australia merealisasikan investasi sebesar US$ 141,32 juta dari sekitar 4.028 proyek.
"Kita juga perkuat kerja sama ekonomi, khususnya peningkatan perdagangan dan investasi. Kami undang pihak Australia untuk partisipasi ke ekonomi kita," ungkap Prabowo dalam pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).
Di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini, Prabowo menilai Indonesia dan Australia harus bisa menjaga hubungan baik. Hal ini penting untuk kemajuan kedua negara.
"Ini kerja sama penting untuk diperkuat di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global hubungan antara Australia dan Indonesia makin penting dan bawa manfaat bagi negara dan rakyat kita," papar Prabowo.
Dari sisi perdagangan sendiri, Indonesia dan Australia sejak tahun 2020 telah meneken perjanjian dagang Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah berlaku sejak 2020.
Di bawah pimpinannya, Prabowo bilang Indonesia akan mengejar realisasi komitmen rencana kemitraan strategis pada tahun 2025-2029. Dia menilai program transformasi Asta Cita yang digagasnya memiliki sinergi dengan agenda program utama pemerintah Albanese di Australia.
"Di pemerintahan yang saya pimpin, kami akan kejar realisasi komitmen yang disepakati bersama, termasuk finalisasi rencana aksi kemitraan strategis komprehensif periode 2025-2029, di mana terdapat sinergi antara program transformasi kita Asta Cita dengan strategi ekonomi Australia di Asean 2040," sebut Prabowo.
(hal/fdl)