Zulhas Belum Beri Lampu Hijau Usulan Impor 3.000 Ton Jagung untuk Industri

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 16 Mei 2025 13:53 WIB
Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Pemerintah berencana mengimpor jagung untuk industri sebanyak 3.000 ton. Importasi ini direncanakan karena jagung yang dibutuhkan untuk industri belum mampu diproduksi di dalam negeri.

Namun, Menteri Koodinator Bidang Pangan Zulkilfli Hasan atau Zulhas mengatakan rencana itu belum disetujui dalam rapat Neraca Komoditas Pangan 2025. Karena saat ini jagung masih kondisi panen raya.

"Tadi ada usulan dari Kementerian Perindustrian untuk jagung industri. Tapi kita belum setujui karena sekarang lagi panen raya. Nggak banyak ya, mungkin 3.000 ton. Karena ini belum bisa kita produksi," kata Zulhas di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jumat (16/5/2025).

Lebih lanjut, impor ini belum akan diputuskan, apalagi harga jagung dalam negeri belum mencapai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 5.500/kg. Untuk itu, pemerintah ingin harga jagung di petani mencapai HPP terlebih dahulu.

"Oleh karena itu kita impor jagung walaupun sedikit untuk industri yang kita belum bisa bikin, kita tidak bolehkan dulu karena sekarang lagi panen raya," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan menyetop impor jagung sebelum panen raya pada April 2024. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, hal ini dilakukan untuk memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri berjalan secara optimal.

"Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita," tegas Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/3/2024).

Menurut Arief, menyerap jagung produksi lokal merupakan upaya mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen saat panen raya. NFA sendiri telah melakukan rapat koordinasi bersama stakeholder terkait dan berkomitmen menyerap jagung lokal, utamanya jagung pakan.

"Ini tentunya menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik sering panen raya. Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir," ucap Arief.

Simak juga Video: Prabowo Sebut Produksi Jagung-Beras Melimpah, Tapi Gudang Terbatas




(ada/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork