Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di kisaran 4,93% pada 2025. Sementara untuk kuartal-II, pertumbuhan ekonomi diprediksi sekitar 4,92%.
Kepala Riset Makro PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dian Ayu Yustina mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I masih di bawah 5%, tepatnya 4,87%. Menurut Dian, hal ini disebabkan karena adanya perlambatan di investasi dan juga belanja pemerintah.
Sementara dari segi ekspor dan impor, masih cukup sehat. Hal ini dapat dilihat dari neraca perdagangan Indonesia yang masih mengalami surplus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi overall view kita untuk keseluruhan tahun 2025 ekonomi Indonesia mungkin masih bisa tumbuh 4,9%. Dan ini masih didominasi oleh pertumbuhan konsumsi dan juga investasi," kata Dian dalam acara Building Resilience in The Midst of Global Turbulence yang disiarkan secara daring, Senin (19/5/2025).
Dian menerangkan permintaan domestik masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu, dia mendorong pemerintah agar akselerasi dari kebijakan fiskal maupun moneter dapat semakin mengerek pertumbuhan ekonomi ke depan.
Pertumbuhan ekonomi diprediksi di level 4,92% pada kuartal II. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kuartal-II yakni belanja pemerintah. Diana menjelaskan pemerintah telah membuka blokir anggaran. Menurut dia, hal ini dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal-II.
"Di sisi lain kinerja ekspor tadi kita lihat di Q1 ini masih belum terganggu, kita masih melihat cukup kuat sehingga ada support dari devisa hasil ekspor juga. Namun, memang Q2 kita watch out terutama dari dinamika harga komoditas dan juga tentunya perkembangan dari negosiasi perdagangan di Amerika. Negosiasi perdagangan yang masih berlangsung, concern terhadap perlambatan ekonomi yang terjadi. Ini bisa jadi imbasnya pada penurunan harga komoditas terutama," imbuh Dian.
Secara keseluruhan, pihaknya memprediksi ekonomi Indonesia dapat tumbuh 4,9%, inflasi sebesar 2,38% serta nilai tukar dolar AS di level Rp 16.500.
"Ekonomi tahun ini kami masih melihat bisa tumbuh ke 4,9%. Artinya limited impact terhadap overall ekonomi dengan berbagai gejolak eksternal yang terjadi. Angka inflasi kita masih lihat cukup rendah, saat ini di 2%. Kalaupun ada peningkatan ini mungkin hanya sampai ke 2,4% di akhir tahun. Apalagi sebenarnya tekanan di harga komoditas itu relative mild bahkan cenderung menurun. Untuk nilai tukar rupiah kami memperkirakan akan stabil di kisaran Rp16.500 di akhir tahun 2025," jelas Dian.
Simak juga video "Kata Pengamat Soal Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II di Tengah Tekanan Besar" di sini:
(acd/acd)