Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berkontribusi besar terhadap polusi udara di Jakarta. Tercatat sekitar 35% polusi udara di Jakarta berasal dari BBM yang dipakai oleh alat transportasi.
Hanif menyebut polusi udara sangat merugikan kesehatan masyarakat. Terlebih biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk membantu mengatasi persoalan itu juga cukup besar.
"Karena BBM ini termasuk transportasinya, diindikasi berdasarkan kajian kita dan kita release, ini review dari beberapa penelitian berkontribusi 35% dari polusi udara Jakarta. Ini paling penting untuk kita tangani," katanya dalam konferensi pers Hari Kehati dan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2025 di TMII, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait ini, Hanif menyebut sudah bersurat kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mendukung program adopsi BBM dengan standar Euro 4. BBM jenis ini memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm yang diharapkan dapat menekan emisi gas buangan.
"Kemudian kami juga sudah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Menteri Perhubungan untuk mengkonversi BBM kita dari kondisi ini menjadi Euro 4," tutur Hanif.
BBM dengan standar Euro 4 sebenarnya sudah tersedia di Indonesia meskipun penjualannya masih terbatas. Misalnya produk BBM Pertamina yang sudah memenuhi standar Euro 4 antara lain Pertamina Dex, Pertamax Green, dan Pertamax Turbo.
Sebagai perbandingan, kandungan sulfur Pertalite bisa mencapai 500 ppm. Oleh karena itu Hanif menilai jika konversi ke BBM standar Euro 4 maka kualitas udara di Jakarta akan terus buruk.
"Jadi selisihnya jauh. Apapun yang kita lakukan, kalau kita tidak merubah, mengkonversi BBM kita ke Euro 4, maka dipastikan bahwa kualitas udara kita akan terus buruk," tegasnya.
Di sisi lain, beberapa mobil saat ini mengharuskan penggunaan BBM dengan standar Euro 4. Jika penggunaan BBM masih di bawah standar itu maka mesin kendaraan berpotensi rusak lebih cepat.
Pada kesempatan itu Hanif juga mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera melakukan elektrifikasi terhadap alat transportasi massal. Langkah efektif lain mengatasi polusi udara Jakarta adalah membatasi jumlah alat transportasi yang bergerak di Jakarta.
"Ini kalau seandainya nanti polusi udara terjadi dan hujan tidak turun, maka langkah yang paling efektif, mengurangi bergeraknya alat transportasi. Itu paling simpel, paling simpel. Nggak usah bikin aneh-aneh, kalau BBM-nya belum kita konversi dari kondisi saat ini ke Euro 4, maka coba dibatasi alat transportasi yang bergerak di Jakarta," tutupnya.
Simak juga Video: Kemenkes Imbauan untuk Kurangi Paparan Polusi Udara