Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menyebut, realisasi investasi dari sektor maritim tercatat sebesar Rp 136,3 triliun dari total realisasi di kuartal I 2025.
Todotua mengatakan, maritim menjadi salah satu dari sembilan sektor kunci. Karenanya, pengembangan sektor maritim menjadi salah satu prioritas yang dilakukan pemerintah.
"(Sektor prioritas) pertama adalah energi terbarukan, industri hilir, termasuk juga industri maritim dan perikanan. Ini adalah potensi investasi besar dan strategis untuk tumbuh," kata Todotua dalam sambutannya di acara Indonesia Maritime Week (IMW) di JCC Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memacu investasi di sektor maritim, kata Todotua, pemerintah hendak mendekati dua negara tetangga sebagai target kerja sama, yakni China dan Australia. Dengan Australia, pemerintah membahas jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Adapun ALKI II difungsikan untuk pelayaran dari Laut Sulawesi melintasi Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok ke Samudera Hindia, dan sebaliknya.
"Ini karena kami tahu bahwa 60% perdagangan Australia melewati jalur ini, yang sangat strategis karena sebagian besar (sekitar 30-40%) melewati wilayah negara kami. Kami membahas bagaimana mengelola jalur ini dan kemungkinan memindahkan industri ke negara kami," jelasnya.
Kemudian dengan China, kata Todotua, pihaknya berkoordinasi dengan beberapa provinsi, seperti Xiamen dan Hainan, untuk membahas pengembangan pembangunan fasilitas penyimpanan perikanan.
"Kita juga diskusikan tentang bagaimana mengembangkan dan kita dapat membawa investasi dari perikanan ke negara kami CPR untuk penyimpanan sepenuhnya dan juga produksinya semuanya di negara kita," tutupnya.
Simak juga Video 'Kawasan Rebana Seperti Dua Sisi 'Perempuan Seksi'':
(rrd/rrd)