Luhut Sebut Negara Maju Ingin Negara Berkembang Tetap Jadi Budaknya

Luhut Sebut Negara Maju Ingin Negara Berkembang Tetap Jadi Budaknya

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 02 Jun 2025 15:38 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan
Dok/Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, banyak negara maju tidak menghendaki pertumbuhan negara-negara berkembang. Hal ini ia simpulkan berdasarkan pengalaman 10 tahun menjadi bagian dari pemerintah.

Hal itu ia ungkap usai bertemu dengan UN Comtrade yang membahas tentang critical mineral. Dalam forum tersebut, Luhut menegaskan potensi ekspor nikel RI bisa menembus US$ 1.3 miliar.

"Tidak akan pernah negara maju itu ingin negara berkembang itu menjadi negara maju. Dia mau kita tetap menjadi budaknya," ujar Luhut dalam sambutannya di acara peluncuran program Sahabat AI di Ruang Teater Museum Nasional, Jakarta, Senin (2/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut menjelaskan, banyak negara maju protes karena Indonesia hendak mengoptimalkan potensi sumber dayanya. Pasalnya, Indonesia mulai membuka peluang ekspor dari sektor downstream.

"Pada tahun 2045, saya kira dengan downstream di bawa terus sampai di ujung hilirnya, kita bisa mungkin hampir US$ 50 miliar," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Kita telah melakukan satu terobosan yang menurut saya membuat Indonesia menjadi bagus lagi," imbuhnya.

Luhut mengatakan, potensi yang dimiliki Indonesia dapat mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Apalagi, pemerintah telah mencanangkan beberapa program prioritas yang dapat mencapai pertumbuhan tersebut, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG).

Melalui MBG, Luhut menyebut pembangunan ekonomi di daerah lebih merata. Namun, ia tak menampik adanya tantangan dalam eksekusi program tersebut.

"Saya bisa melihat dengan jernih apa-apa kekurangan kita, apa-apa kelebihan yang bisa kita monotise untuk bisa tadi mencapai 8%," jelasnya.

"Dan menurut saya, bukan angka yang terlalu sulit kalau kita kompak. Kuncinya kota kompak, jangan buru-buru mencerca kiri kanan," pungkasnya.

Tonton juga "Jokowi Tak Mau RI 'Betah' Jadi Negara Berkembang" di sini:

(rrd/rrd)

Hide Ads