Perhitungan Baru Garis Kemiskinan Lagi Disiapkan, Luhut Minta Jangan Kaget

Perhitungan Baru Garis Kemiskinan Lagi Disiapkan, Luhut Minta Jangan Kaget

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 13 Jun 2025 08:29 WIB
Warga berjalan di dekat permukiman kumuh di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (10/6/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam rentang waktu sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Indonesia turun sekitar 3,06 juta orang menjadi 25,22 juta orang pada Maret 2024 atau menurun 2,22 persen dibandingkan Maret 2014 yang berjumlah 28,28 juta orang. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Bank Dunia mengubah perhitungan untuk standar garis kemiskinan dan ketimpangan global mulai Juni 2025. Atas langkah tersebut, jumlah angka kemiskinan di Indonesia melonjak drastis hingga menyentuh angka 194,6 juta jiwa atau 68,3%.

Perubahan itu mempertimbangkan paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) terbaru yakni PPP 2021, dari sebelumnya PPP 2017. PPP sendiri merupakan metode konversi yang menyesuaikan daya beli antarnegara, di mana US$ 1 PPP tahun 2024 setara dengan Rp 5.993,03 berdasarkan penjelasan Badan Pusat Statistik (BPS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan mengadopsi PPP 2021, terjadi perubahan atas tiga lini garis kemiskinan. Untuk garis kemiskinan internasional (international poverty line), atau yang biasanya menjadi ukuran tingkat kemiskinan ekstrem, dari semula US$ 2,15 pada PPP 2017 menjadi US$ 3.00 berdasarkan PPP 2021.

Sementara itu, untuk garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income) dari US$ 3,65 menjadi US$ 4,20. Kemudian, untuk garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income country/UMIC), seperti Indonesia di dalamnya, dari semula sebesar US$ 6,85 menjadi US$ 8,30.

ADVERTISEMENT

Untuk Indonesia, Bank Dunia mengkategorikannya sebagai negara berpendapatan menengah atas sejak 2023 setelah mencapai gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto sebesar US$ 4.580 per kapita.

Perubahan atas acuan tersebut turut membuat jumlah penduduk miskin Indonesia meningkat dari sebelumnya 60,3% dari total penduduk pada 2024 atau sekitar 171,7 juta jiwa.

Simak juga Video: Mendagri Ingatkan Dedi Mulyadi, Angka Kemiskinan Jawa Barat Tinggi


(aid/hns)

Hide Ads