Iran Vs Israel Makin Panas, Sektor Transportasi Laut Kena Dampak?

Iran Vs Israel Makin Panas, Sektor Transportasi Laut Kena Dampak?

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 18 Jun 2025 20:30 WIB
Sejumlah penumpang Kapal Motor (KM) Awu berjalan keluar di dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025). PT Pelni mencatat sebanyak 1.074 pemudik dari Kumai, Kalimantan Tengah turun di pelabuhan Tanjung Emas Semarang menggunakan kapal tersebut. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai, meningkatnya eskalasi perang antara Israel dan Iran turut mempengaruhi perekonomian, khususnya pada sektor transportasi. Diketahui, perang kedua negara tersebut memasuki hari keenam, yang ditandai sejak serangan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran, pada Jumat (13/6/2025).

Direktur Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Muhammad Masyhud tak menampik dampak dari perang kedua negara tersebut terhadap sektor transportasi. Sejauh perang Israel dan Iran memanas, ia menyebut ada sejumlah pengusaha yang datang ke Kemenhub.

"Ada beberapa pelaku usaha yang datang ke kita. Itu juga mereka, semua penerbangan, semua. Itu semua berputar sekarang, jadi ekonomi akan sangat terpengaruh. Terpengaruh dengan adanya kejadian ini. Yang jelas, ujung-ujungnya kita akan terdampak juga ya, di transportasi pasti," kata Masyhud dalam acara 'Ngeteh' di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun begitu, ia menyebut saat ini perang Israel dan Iran ini belum mengganggu transportasi laut dari Indonesia. Kemenhub juga belum berencana membangun kerja sama pengamanan internasional bersama negara di kawasan Asia Tenggara.

"Ini yang sekarang, menurut kami, secara spesifik belum ada. Secara spesifik belum ada. Karena kondisi juga masih relatif masih normal," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Namun begitu, pemerintah akan terus memantau dampak perang tersebut terhadap transportasi Indonesia. Kemenhub juga masih menanti instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait hal tersebut.

"Jadi kita, ya, apa namanya, menunggu instruksi atau arahan dari Presiden," imbuhnya.

(acd/acd)

Hide Ads