- 1. Buat Rencana Anggaran
- 2. Kenali Pola Pengeluaran kamu
- 3. Potong Pengeluaran yang Tidak Perlu
- 4. Menggunakan Automasi Tabungan
- 5. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan
- 6. Hindari Utang Baru
- 7. Pantau dan Evaluasilah Kemajuan kamu
- 8. Berikan Penghargaan Kecil Untuk Diri Sendiri
- 9. Manfaatkan Bonus atau Kenaikan Gaji
- Tips Investasi Agar Cepat Dapat Tabungan Rp 50 Juta
Menyiapkan tabungan hingga Rp 50 juta bisa jadi sebuah tantangan besar, terutama ketika penghasilan atau upah bulanan yang masih relatif rendah atau pas-pasan setara UMR. Namun hal ini tidaklah mustahil jika dilakukan dengan cara yang tepat.
Salah satunya sebelum mulai menabung, penting untuk menentukan tujuan dari memiliki Rp 50 juta tadi. Apakah dana itu akan digunakan untuk nembeli kendaraan, liburan, investasi, dana pendidikan, atau keperluan lain.
Dengan memiliki tujuan dalam menabung dapat memotivasi diri untuk tetap disiplin menyiapkan simpanan hingga Rp 50 juta meski gaji pas-pasan. Belum lagi dengan memiliki tujuan, yang bersangkutan dapat menetapkan jangka waktu mempersiapkan tabungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalkan saja untuk mencapai Rp 50 juta dalam 12 bulan, yang bersangkutan harus menabung sekitar Rp 4.166.667 setiap bulan. Jika membagi menjadi target yang lebih kecil, jumlahnya sekitar Rp 961.538 per minggu.
Atau jika dana tersebut dibutuhkan untuk dua tahun (24 bulan) ke depan, maka dana yang harus disimpan setiap bulan kurang-lebih Rp 2.083.334. Dengan membagi menjadi target yang lebih kecil, jumlahnya sekitar Rp 480.769 per minggu.
Dengan membagi target Rp 50 juta menjadi jangka waktu yang lebih kecil, ini dapat membantumu merasa lebih mudah mencapainya. Lantas bagaimana cara atau tips untuk bisa menyimpan tabungan hingga sebesar itu?
Melansir situs resmi Bank Sinarmas, berikut cara menabung hingga Rp 50 juta dengan gaji pas-pasan atau setara UMR
1. Buat Rencana Anggaran
Membuat anggaran bulanan adalah langkah penting untuk menabung. Pertama kali, hal ini bisa dilakukan dengan mencatat semua pemasukan seperti gaji, bonus, dan sumber pendapatan lainnya.
Setelah itu, catat juga semua pengeluaran seperti kebutuhan pokok, tagihan, hiburan, dan lainnya. Dari sana yang bersangkutan bisa tentukan pos untuk tabungan dengan alokasikan minimal sesuai target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
2. Kenali Pola Pengeluaran kamu
Agar bisa menabung dalam jumlah besar, langkah penting berikutnya adalah dengan memahami pola pengeluaran. Catat setiap pengeluaran selama satu bulan atau dalam periode tertentu untuk melihat ke mana uang kamu mengalir.
Dari catatan tersebut yang bersangkutan bisa mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dihemat. Misalnya apakah kamu terlalu sering memesan makanan online, atau ada langganan aplikasi atau layanan yang sebenarnya jarang digunakan, dan lain sebagainya.
Dengan melakukan analisis ini, kamu akan memiliki gambaran jelas tentang apa yang bisa diubah untuk mendukung rencana menabung.
3. Potong Pengeluaran yang Tidak Perlu
Setelah mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran yang dirasa tidak perlu, segera potonglah sebanyak mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis detail atas pengeluaran bulanan.
Sebagai contoh pengeluaran yang bisa dipotong adalah kurangi frekuensi makan di luar seperti di restoran atau warung makan, langganan program yang tidak digunakan seperti TV satelit atau program lain yang tidak digunakan.
Kemudian penekanan biaya juga bisa dilakukan dengan menghindari belanja spontan. Dengan menghemat uang dari pengeluaran-pengeluaran tak perlu tersebut, jumlah uang yang tersedia untuk ditabung secara otomatis akan ikut meningkat.
4. Menggunakan Automasi Tabungan
Teknologi modern telah membuat proses menabung lebih mudah dengan fitur automasi tabungan. Aturlah transfer otomatis dari rekening utama ke rekening tabunganmu setiap bulan. Dengan cara ini, kamu tidak akan tergoda untuk menggunakan uang tersebut untuk kepentingan lain dan akan lebih disiplin dalam mencapai target menabung kamu.
5. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan
Jika target tabungan bulanan terasa terlalu besar, carilah sumber pendapatan lain untuk tambahan. Beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan seperti mencari pekerjaan paruh waktu, jual barang-barang yang tidak terpakai untuk mendapat uang tambahan, hingga usaha kecil-kecilan.
6. Hindari Utang Baru
Selama proses menabung, sangat penting untuk menghindari utang baru yang dapat membebani keuanganmu. Jika masih memiliki utang, utamakan untuk melunasi tunggakan secepat mungkin agar beban finansial tidak semakin besar.
7. Pantau dan Evaluasilah Kemajuan kamu
Setiap akhir bulan, luangkan waktu untuk meninjau sampai mana kemajuan tabungan kamu. Apakah kamu berhasil mencapai target bulanan? Jika tidak, analisis apa yang menjadi kendala dan buat penyesuaian untuk bulan berikutnya. Pemantauan rutin ini akan membantu kamu tetap fokus dan termotivasi dalam menabung.
8. Berikan Penghargaan Kecil Untuk Diri Sendiri
Perjalanan menabung Rp 50 juta dalam setahun tentu penuh tantangan. Untuk menjaga semangat, berikan diri sendiri sebuah penghargaan kecil setiap kali mencapai milestone tertentu.
Misalnya, saat berhasil menabung Rp 10 juta dalam tiga bulan, berikan diri kamu hadiah sederhana, seperti menonton film favorit di rumah atau membeli makanan kesukaan.
9. Manfaatkan Bonus atau Kenaikan Gaji
Jika mendapatkan bonus atau kenaikan gaji, alokasikan sebagian besar atau seluruhnya ke dalam tabungan. Jangan terbiasa menggunakan uang tambahan tersebut untuk pengeluaran rutin.
Selain menabung, kamu juga dapat berinvestasi di instrumen yang memberikan imbal hasil menarik seperti reksadana, saham, atau emas. Hal ini akan membantu kamu dalam mencapai target tabungan Rp 50 juta meski dengan gaji setara UMR.
Tips Investasi Agar Cepat Dapat Tabungan Rp 50 Juta
Selain menabung, untuk mendapatkan dana hingga Rp 50 juta, bisa dilakukan dengan Investasi. Bahkan dengan cara ini kamu bisa mendapatkan target finansial lebih cepat jika hanya mengandalkan dana simpanan.
Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, menjelaskan langkah awal untuk bisa berinvestasi dengan aman bagi para pekerja kelas dengan gaji adalah dengan membagi penghasilan yang dimiliki saat ini ke dalam beberapa pos-pos pengeluaran tertentu.
"Komposisinya sebenarnya sederhana ya, dari dulu ya saving 10%, cicilan 30%, lalu 40% untuk kebutuhan reguler atau rutin dan 20% untuk pribadi," terangnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025) lalu.
"Kalau kita nggak punya KPR karena nggak ngambil properti, 30% dari cicilan tadi sebenarnya bisa untuk saving. Jadi 10-40% itu bagus. Semakin besar semakin baik lah kalau kita bisa berinvestasi dari hampir sampai 40% dari penghasilan kita," jelas Tejasari lagi.
Setelah mengalokasikan besaran dana setiap bulan yang bisa digunakan untuk berinvestasi, di tahap ini pekerja kelas menengah bisa mulai mencari jenis-jenis investasi yang sesuai kemampuan. Tentu instrumen investasi yang dimaksud harus yang legal atau terpercaya untuk menghindari kehilangan dana.
"Produk investasi yang aman berarti kan yang legalitasnya jelas, yang memang ada di bawah pengaturan OJK sama pemerintah. Misalnya apa tuh yang aman? Ada deposito, ada reksa dana gitu," terang Tejasari.
"Obligasi kan target returnnya sekarang ini di sekitar 6,5% gitu ya, kalau saham berarti kita cari saham mana yang meningkat setiap tahun dan bisa dapat dividen gitu ya. Itu juga memberikan hasil buat kita tuh sebenarnya kalau saham atau reksa dana. Reksa dana juga macam-macam, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, saham atau campuran," paparnya lagi.
Namun Tejasari menekankan dalam berinvestasi sebaiknya yang bersangkutan melakukan diversifikasi aset atau membagi portofolio investasi dalam beberapa jenis. Menurutnya hal ini penting sebagai antisipasi jika salah satu jenis investasi sedang bermasalah atau turun, pekerja kelas menengah masih bisa 'menambal' keuntungan dari instrumen lain.
"Nah tinggal kita sesuaikan risikonya dengan diversifikasi, supaya kalau terjadi risiko di salah satu aset, aset kita yang lainnya nggak ikutan turun," tegasnya.
Tonton juga "Pramono Janji Naikkan Gaji Guru Honorer Jika Terpilih: Harus UMR" di sini:
(igo/fdl)