PBB merilis sejumlah perusahaan yang terlibat dalam genosida Israel di Gaza. Daftar tersebut dimuat dalam laporan berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide dalam laman resmi PBB tentang situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Palestina.
Laporan ini menyelidiki tentang perusahaan-perusahaan besar yang mendukung invasi Israel di Palestina. Banyak perusahaan yang mengambil keuntungan dari situasi ini, sementara pemerintah tampaknya tidak melakukan intervensi terkait keterlibatan perusahaan tersebut.
"Terlalu banyak entitas korporasi yang telah mengambil untung dari ekonomi Israel melalui pendudukan ilegal, apartheid, dan sekarang, genosida. Keterlibatan yang terungkap dalam laporan ini hanyalah puncak gunung es; mengakhirinya tidak akan terjadi tanpa meminta pertanggungjawaban sektor swasta, termasuk para eksekutifnya," tulis laporan tersebut, dikutip Kamis (3/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar terbaru perusahaan yang terlibat dalam genosida di Palestina:
1. Militer
a. Lockheed Martin
Perusahaan militer asal Amerika Serikat, Lockheed Martin, memasok jet tempur F-35. Perusahaan ini berafiliasi dengan 1600 perusahaan di berbagai negara, termasuk Leonardo S.p.A dari Italia yang terlibat dalam produksi dan perawatan pesawat tempur F-35 Israel.
Pesawat ini digunakan dalam konflik di Gaza dan memiliki kemampuan membawa bom yang besar. Setelah Oktober 2023, Israel menggunakan F-35 dan F-16 untuk menjatuhkan ribuan ton bom di Gaza, menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa yang signifikan.
Laporan ini menyebut, Israel menjadi yang pertama menerbangkan F-35 dalam pertempuran pada tahun 2018, dan kemudian menggunakannya dengan buas pada 2025. Jet tempur Lockheed Martin F-35 dan F-16 menjadi penting bagi angkatan udara Israel karena memiliki kapasitas membawa dan menembak yang signifikan, termasuk bom GBU-31 JDAM seberat 2000 pon. Sedangkan F-35, lebih dari 18.000 pon bom sekaligus.
"Pasca Oktober 2023, F-35 dan F-16 telah menjadi bagian penting dalam melengkapi Israel dengan kekuatan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjatuhkan sekitar 85.000 ton bom, membunuh dan melukai lebih dari 179.411 warga Palestina dan meluluhlantakkan Gaza," tulis laporan tersebut.
b. Elbit Systems dan IAI
Kedua perusahaan asal Israel ini memasok drone, hexacopter, dan quadcopter dalam invasi ke Gaza. Dalam dua dekade terakhir, perusahaan ini berkolaborasi dengan berbagai lembaga seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT).
c. FANUC Corporation
Perusahaan asal Jepang, FANUC, memasok mesin robotik untuk lini produksi senjata, termasuk untuk IAI, Elbit Systems, dan Lockheed Martin.
d. AP Moller
pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, "tembok pintar" dan pengawasan pesawat nirawak, hingga komputasi awan, kecerdasan buatan, dan analisis data yang mendukung personel militer di lapangan.
2. Teknologi
Dalam laporan tersebut menyampaikan bagaimana penindasan di Palestina semakin terjadi langsung dengan didukung oleh perusahaan-perusahaan teknologi. Perusahaan-perusahaan teknologi ini menyediakan infrastrukturnya melalui integrasi pengumpulan data massal serta pengawasan. Hal ini sekaligus membuat mereka mengambil keuntungan dari tempat pengujian unik dari teknologi militer yang ditawarkan di wilayah Palestina.
Ini didorong oleh raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) yang mengembangkan anak perusahaan serta pusat-pusat penelitian dan pengembangan di Israel. Klaim Israel tentang kebutuhan keamanan telah memicu perkembangan tak tertandingi dalam layanan penjara dan pengawasannya, dari jaringan CCTV, pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, 'tembok pintar' dan pengawasan drone, komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan analisis data yang mendukung personel militer di lapangan.
a. NSO Group
NSO Group, salah satu perusahaan teknologi Israel yang berkembang karena infrastruktur dan strategi militer. NSO Group didirikan oleh mantan anggota unit 8200. Perusahaan ini dirancang untuk mengawasi smartphone secara rahasia. Spyware Pegasus-nya telah digunakan terhadap aktivis Palestina dan dilisensikan secara global untuk menargetkan para pemimpin, jurnalis, dan pembela hak asasi manusia.
b. IBM
IBM telah beroperasi di Israel sejak 1972. Perusahaan ini difokuskan untuk melatih personel militer/intelijen di sektor teknologi dan bidang usaha rintisan.
Sejak 2019, IBM Israel telah mengoperasikan dan meningkatkan basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan (PIBA). Hal ini memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik oleh pemerintah tentang warga Palestina, dan mendukung rezim perizinan diskriminatif Israel.
"Sebelum IBM, Hewlett Packard Enterprises (HPE) mengelola basis data ini dan anak perusahaannya di Israel masih menyediakan server selama masa transisi. HP telah lama mengaktifkan sistem apartheid Israel, memasok teknologi ke COGAT, layanan penjara, dan polisi. Sejak HP terpecah menjadi HPE dan HP Inc. pada 2015, struktur bisnis yang tidak transparan telah mengaburkan peran tujuh anak perusahaan mereka yang tersisa di Israel," tulis laporan tersebut.
c. Microsoft
Microsoft telah aktif berkontribusi di Israel sejak 1991. Perusahaan tersebut mengembangkan pusat terbesarnya di luar AS. Teknologinya tertanam di layanan penjara, polisi, universitas, dan sekolah. Sejak 2003, Microsoft telah mengintegrasikan sistem dan teknologi sipilnya di seluruh militer Israel, sambil mengakuisisi perusahaan rintisan keamanan siber dan pengawasan Israel.
Seiring dengan meningkatnya volume data yang dihasilkan oleh sistem apartheid, militer, dan pengendalian populasi Israel, ketergantungannya pada penyimpanan dan komputasi awan pun meningkat.
d. Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com
Pada tahun 2021, Israel memberikan Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com Inc. kontrak senilai US$1,2 miliar. Sebagian besar didanai melalui pengeluaran Kementerian Pertahanan untuk menyediakan infrastruktur teknologi inti.
Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberikan Israel akses yang hampir setara dengan pemerintah Israel terhadap teknologi cloud dan AI mereka. Di mana hal itu meningkatkan kapasitas pemrosesan data, pengambilan keputusan, pengawasan serta analisis.
d. Palantir Technology Inc.
Militer Israel telah mengembangkan sistem AI, seperti "Lavender", "Gospel" dan "Where's Daddy?" untuk memproses data dan membuat daftar target. Hal ini terjadi karena Palantir Technology Inc.
Perusahaan tersebut berkolaborasi dengan Israel sejak lama, sebelum Oktober 2023. Palantir telah menyediakan teknologi kepolisian prediktif otomatis, infrastruktur pertahanan inti untuk konstruksi dan penyebaran perangkat lunak militer yang cepat dan berskala besar.
Platform AI-nya juga memungkinkan integrasi data medan perang waktu nyata untuk pengambilan keputusan otomatis.
3. Perusahaan Mesin hingga Infrastruktur
a. Caterpillar Inc
Selama beberapa dekade, Caterpillar Inc. telah menyediakan Israel dengan peralatan yang digunakan untuk menghancurkan rumah dan infrastruktur Palestina. Hal itu didukung melalui program Pembiayaan Militer Asing AS, pemegang lisensi eksklusif yang diminta oleh hukum Israel untuk masuk ke militer. Mereka bekerja sama dengan perusahaan seperti, IAI, 120 Elbit Systems 121 dan RADA Electronic Industries milik Leonardo.
Israel juga telah mengembangkan buldoser D9 Caterpillar, di mana menjadi persenjataan inti otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh milik militer Israel. Kendaraan tersebut digunakan dalam hampir setiap aktivitas militer sejak tahun 2000 untuk membersihkan garis serbuan, "menetralkan" wilayah tersebut dan membunuh warga Palestina.
Sejak Oktober 2023, produk-produk Caterpillar telah didokumentasikan digunakan untuk melakukan pembongkaran massal, termasuk rumah, masjid, rumah sakit, hingga
membuat warga Palestina tewas. ada tahun 2025, Caterpillar mendapatkan kontrak bernilai jutaan dolar lebih lanjut dengan Israel.
b. HD Hyundai Korea dan Volvo Group
Korea HD Hyundai dan anak perusahaannya yang sebagian dimilikinya, Doosan bersama Volvo Group Swedia dan produsen mesin berat besar lainnya juga disebutkan dalam laporan tersebut. Perusahaan tersebut telah lama dikaitkan dengan penghancuran properti di Palestina.
"Sejak tahun 2000, mesin Volvo telah digunakan untuk menghancurkan wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem timur dan Masafer Yatta. Selama lebih dari satu dekade, mesin HD Hyundai telah digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina dan menghancurkan lahan pertanian, termasuk perkebunan zaitun," terang laporan tersebut.
"Perusahaan-perusahaan ini terus memasok pasar Israel meskipun ada banyak bukti penggunaan mesin ini secara kriminal oleh Israel dan seruan berulang dari kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk memutuskan hubungan. Pemasok pasif secara sengaja menjadi kontributor bagi sistem pemindahan paksa."
4. Perusahaan Listrik dan Gas
Laporan tersebut menjelaskan perusahaan-perusahaan energi internasional telah memicu genosida Israel yang boros energi. Bergantung pada impor bahan bakar dan batu bara, Israel mempertahankan infrastruktur energi terpadu yang melayani wilayah Israel dan Palestina yang diduduki. Hal ini membuat Israel secara lancar memasok listrik ke pemukim ilegal sambil mengendalikan dan menghalangi akses Palestina.
Pembangkit listrik Gaza hanya menyediakan 17% listrik sehingga sangat bergantung pada bahan bakar untuk generator dan jalur pasokan Israel.
Sejak Oktober 2023, Israel telah memutus pasokan listrik ke sebagian besar Gaza. Tanpa listrik atau bahan bakar, sebagian besar pompa air, rumah sakit dan transportasi berada di ambang kehancuran total. Luapan limbah menyebabkan polio muncul kembali, serta pabrik desalinasi vital terpaksa ditutup. 182
a. Drummond Company Inc. dan Swiss Glencore plc
Kedua perusahaan tersebut menjadi pemasok utama batubara untuk listrik bagi Israel, yang sebagian besar berasal dari Kolombia, yaitu, 60% dari impor Israel pada tahun 2023. Anak perusahaan mereka masing-masing memiliki tambang dan tiga pelabuhan yang telah mengirimkan 15 pengiriman batu bara ke Israel sejak Oktober 2023.
b. US Chevron Corporation
US Chevron Corporation dalam konsorsium dengan NewMedEnergy Israel, mengekstraksi gas alam dari ladang Leviathan dan Tamar.
Perusahaan membayar pemerintah Israel US$453 juta dalam bentuk royalti dan pajak pada tahun 2023. Konsorsium Chevron memasok lebih dari 70% konsumsi gas alam domestik Israel. Selain itu, Chevron juga mendapat keuntungan dari kepemilikan sebagiannya atas jaringan pipa East Mediterranean Gas (EMG), yang melintasi wilayah laut Palestina dan dari penjualan ekspor gas ke Mesir dan Yordania.
c. BP
Perusahaan asal Inggris ini memperluas keterlibatan dalam ekonomi Israel, dengan lisensi eksplorasi dikonfirmasi pada Maret 2025. Ini memungkinkan BP untuk mengeksplorasi wilayah laut Palestina yang dieksploitasi secara ilegal oleh Israel.
BP dan Chevron juga merupakan kontributor terbesar impor minyak mentah Israel.
Lihat Video 'Greenpeace Gelar Aksi di Depan Kedubes AS, Kecam Genosida Israel':
5. Agribisnis
Agribisnis berkembang pesat karena ekstraktivisme dan perampasan tanah yang dipimpin Israel. Bisnis ini memperluas dominasi pasar dan menarik investasi global sambil menghapus sistem pangan Palestina dan mempercepat pemindahan.
a. Chinese Bright Dairy & Food Co. Ltd
Perusahaan tersebut mempunyai mayoritas saham di Tnuva, konglomerat makanan terbesar di Israel. Perusahaan asal China ini telah mendorong dan mendapatkan keuntungan dari perampasan tanah.
Perusahaan-perusahaan seperti Tnuva membantu dengan mengambil sumber produk dari koloni-koloni ini. Kemudian mengeksploitasi pasar Palestina yang terbentuk untuk membangun dominasi pasar.
"Ketergantungan Palestina pada industri susu Israel telah meningkat 160% dalam dekade setelah Israel diperkirakan menghancurkan industri susu Gaza senilai US$43 juta pada tahun 2014. Tnuva telah menyerap kerugian pasar Gaza," tulis laporan itu.
6. Pariwisata
Platform perjalanan daring utama yang digunakan oleh jutaan orang untuk melakukan reservasi akomodasi secara elektronik ini mendapatkan keuntungan dari pendudukan dengan menjual pariwisata yang menopang koloni, mengecualikan warga Palestina, mempromosikan narasi pemukim dan melegitimasi aneksasi.
Booking Holdings Inc. dan Airbnb, Inc. menyewakan properti dan kamar hotel di koloni Israel.
a. Booking.com
Perusahaan asal AS ini telah melipatgandakan jumlah iklannya dari 26 pada tahun 2018 menjadi 70 pada bulan Mei 2023. Perusahaan itu juga disebut melipatgandakan jumlah iklannya di Yerusalem timur menjadi 39 pada tahun setelah Oktober 2023.
b. Airbnb
Perusahaan ini juga telah meningkatkan keuntungan Israel, tumbuh dari 139 iklan pada tahun 2016 menjadi 350 pada tahun 2025 dengan mengumpulkan komisi hingga 23%.
Iklan ini terkait dengan pembatasan akses Palestina ke tanah dan membahayakan desa-desa di sekitarnya. Di Tekoa, Airbnb memungkinkan pemukim mempromosikan "komunitas yang hangat dan penuh kasih," menutupi kekerasan pemukim terhadap desa Palestina tetangga Tuqu.
7. Perbankan & Investasi
Sebagai sumber utama keuangan untuk anggaran negara Israel, obligasi pemerintah telah memainkan peran penting dalam mendanai serangan yang sedang berlangsung di Gaza. Dari tahun 2022 hingga 2024, anggaran militer Israel tumbuh dari 4,2% menjadi 8,3% dari PDB. Hal ini membuat anggaran publik menjadi defisit 6,8%.
Israel mendanai anggaran yang membengkak ini dengan meningkatkan penerbitan obligasinya, termasuk US$8 miliar pada Maret 2024 dan US$5 miliar pada Februari 2025, di samping penerbitan di pasar shekel domestiknya.
a. BNP Paribas
Perusahaan ini ikut turun tangan untuk kepercayaan pasar dengan menjamin obligasi pemerintah internasional dan domestik. Hal ini yang memungkinkan Israel untuk menahan premi suku bunga, meskipun terjadi penurunan peringkat kredit.
b. Barclays
Bank asal Inggris juga turut terlibat. Sama halnya dengan BNP Paribas, Barclays juga menjamin surat utang Israel.
c. Blackrock, Vanguard, dan Allianz PIMCO
Perusahaan manajemen aset termasuk Blackrock (US$68 juta), Vanguard (US$546 juta) dan anak perusahaan manajemen aset Allianz, PIMCO (US$960 juta), termasuk di antara 400 investor dari 36 negara yang membeli obligasi Israel.
"Blackrock (dan anak perusahaannya, iShares) dan Vanguard merupakan salah satu investor institusional terbesar di banyak perusahaan, yang menyimpan saham-saham ini untuk didistribusikan di antara indeks reksa dana dan dana yang diperdagangkan secara elektronik (ETF) mereka. Blackrock merupakan investor institusional terbesar kedua di Palantir (8,6%), Microsoft (7,8%), Amazon.com (6,6%), Alphabet (6,6%) dan IBM (8,6%), dan ketiga terbesar di Lockheed Martin (7,2%) dan Caterpillar (7,5%); Vanguard merupakan investor institusional terbesar di Caterpillar (9,8%), Chevron (8,9%) dan Palantir (9,1%), dan kedua terbesar di Lockheed Martin (9,2%) dan Elbit Systems (2,0%)," tulis laporan itu.
Tonton juga "Greenpeace Gelar Aksi di Depan Kedubes AS, Kecam Genosida Israel" di sini:
(rea/kil)