Ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan 10% kepada negara-negara BRICS, termasuk Indonesia, langsung dijawab Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir. Ia memastikan tak ada satupun agenda negara-negara BRICS yang diarahkan untuk melawan Amerika Serikat.
"Pertemuan BRICS ini kan tidak ada upaya apapun untuk melawan Amerika atau yang lain ya. Bahwa pertemuan BRICS ini kan tujuan utamanya untuk mempersatukan negara berkembang, mengatasi berbagai tantangan yg dihadapi," ujar pria yang akrab disapa Tata itu di sela KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Trump Ancam Tarif Tambahan 10% untuk BRICS |
Ia menegaskan, pembahasan para pemimpin BRICS lebih fokus pada tantangan global seperti isu lingkungan hidup, kesehatan, situasi global, dan penguatan sistem multilateral, bukan untuk menyerang negara tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak ada langkah-langkah untuk melawan suatu negara, suatu kelompok negara. Justru isu-isu yang dibahas, tadi yang saya sampaikan seperti lingkungan hidup, mengenai kesehatan, kemarin kita bahas masalah situasi global, multilateralisme, bagaimana kita bisa memperkuat multilateralisme," jelas Tata.
Ia juga memastikan ancaman tarif tambahan dari Trump sama sekali tidak masuk dalam agenda diskusi di forum BRICS. Menurutnya, pernyataan itu sepenuhnya di luar kontrol negara-negara BRICS.
"Jadi tidak ada isu-isu yang sama sekali bertentangan dengan kepentingan negara berkembang, ataupun melawan suatu negara," tegasnya.
Tata juga menambahkan bahwa semua negara BRICS hanya berfokus pada upaya kolaboratif menghadapi tantangan global, tanpa niat untuk memicu konflik dengan pihak manapun.
Tonton juga "RI Targetkan Negara BRICS Jadi Pasar Dagang Baru" di sini:
(hal/rrd)