Siap-siap! Harga Mainan Diramal Naik Imbas Tarif Trump

Siap-siap! Harga Mainan Diramal Naik Imbas Tarif Trump

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 10 Jul 2025 08:26 WIB
Permainan papan Monopoly yang diluncurkan oleh Hasbro.
Ilustrasi mainan Hasbro - Foto: dok. Hasbro
Jakarta -

Produsen mainan asal Amerika Serikat (AS), Hasbro memperingatkan bahwa harga mainan bisa naik pada akhir tahun ini karena tarif dagang tinggi yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Meskipun pihaknya belum menaikkan harga, kemungkinan naik akan terjadi dan tidak bisa dihindari.

CEO Hasbro, Chris Cocks mengatakan boneka yang dijual seharga US$ 10 sekarang bisa seharga hingga US$ 18 untuk mempertahankan keuntungan.

"Saya perkirakan jika harga akan dinaikkan di seluruh industri, konsumen mungkin akan mulai melihatnya pada rentang waktu Agustus hingga Oktober (2025), berdasarkan jadwal produksi mainan," kata Cocks dikutip dari CNN, Kamis (10/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cocks menuturkan, butuh waktu tiga sampai lima bulan untuk mainan tersedia di rak-rak toko setelah pengecer memesannya. Hasbro, sekitar setengah dari produknya dibuat di AS, sementara sisanya diproduksi di luar negeri.

Menurut Cocks, tarif 30% yang diberlakukan AS terhadap China dan tarif 20% terhadap barang-barang Vietnam cukup signifikan, meski bukan hal yang tidak terduga. Kedua negara itu adalah pemasok utama Hasbro.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah lama berdiri. Kami memiliki pandangan jangka panjang, jadi reaksi kami adalah bergerak cepat, tetapi jangan bereaksi berlebihan," ucapnya.

Hasbro didirikan pada tahun 1923 yang memproduksi mainan dan permainan terkenal termasuk Play-Doh, Transformers, Candy Land, hingga Dungeons & Dragons. Selama beberapa tahun terakhir Hasbro telah mengalihkan produksi untuk mengurangi ketergantungan pada China dengan meningkatkan produksi di AS, Vietnam, Turki dan India.

Trump telah mendesak perusahaan untuk memproduksi di AS guna menghindari tarif, sebuah perubahan yang menurut Cocks realistis bagi Hasbro. Ia menilai kemungkinan ada ruang untuk memperluas beberapa produksi domestik lebih lanjut.

Meski begitu, Cocks menyebut relokasi lebih banyak manufaktur ke AS tetap menjadi tantangan. Biaya tenaga kerja merupakan masalah yang signifikan dan mainan tidak seperti industri lain yang membutuhkan detail rumit dengan tangan.

"Jika Anda mengambil mainan yang sama dan memproduksinya di AS, tenaga kerja akan mencapai 80 hingga 90% dari biaya," katanya.

Tonton juga video "Pertamina Cs Teken MoU dengan AS, Permulus Nego Tarif Trump" di sini:

(aid/kil)

Hide Ads