Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan pengenaan tarif untuk puluhan negara yang jadi mitra dagangnya. Terakhir, Trump mengumumkan tarif impor untuk barang dari Uni Eropa dan Meksiko sebesar 30%, keduanya merupakan mitra datang terbesar bagi AS. Untuk Indonesia, Trump mengumumkan pihaknya mematok tarif sebesar 32%.
Investor global mendapat peringatan keras tentang risiko yang bisa terjadi pada pengumuman tarif Trump pada berbagai instrumen investasi. Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar Corpay mengatakan serangkaian pengumuman tarif dapat memicu kembali kekhawatiran pasar.
"Pada suatu saat nanti, akan menjadi jelas bahwa agenda proteksionis Trump belum diperhitungkan dengan tepat dalam mata uang, harga aset, atau dalam ukuran volatilitas. Momen kapitulasi akan datang, di pasar keuangan, atau di Gedung Putih sendiri," kata Schamotta dalam keterangannya dikutip dari Reuters, Minggu (13/7/2025).
Meskipun mengalami sedikit fluktuasi minggu ini, indeks acuan saham besar di bursa AS, S&P 500 berakhir turun 0,3% minggu ini. Indeks Volatilitas CBOE yang merupakan pengukur ketakutan investor Wall Street, ditutup pada hari Kamis di level 15,78, level penutupan terendah dalam hampir lima bulan.
Saham Eropa juga sedikit terpukul pada hari Jumat karena pasar menunggu pengumuman Trump soal tarif, indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 1% dan mengakhiri kenaikan empat hari berturut-turut.
Michael Brown, Ahli Strategi Pasar Senior di Pepperstone di London, mengatakan pengumuman Trump akan berdampak negatif terhadap mata uang Euro dan juga zona aset Euro.
"Saya membayangkan bahwa langkah spontan ini akan berdampak negatif terhadap Euro dan aset zona euro. Dan kemudian, ketika pikiran lebih tenang muncul, kita kembali pada fakta bahwa, apakah ini hanya taktik negosiasi," kata Brown.
(hal/kil)