Sempat Oleng, Singapura Selamat dari Resesi!

Sempat Oleng, Singapura Selamat dari Resesi!

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Senin, 14 Jul 2025 11:44 WIB
People shield themselves from the sun with umbrellas as they cross a street on a warm day in Singapore May 15, 2023. REUTERS/Edgar Su
Singapura/Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta -

Pemerintah Singapura mengumumkan ekonomi negara tumbuh lebih cepat dari perkiraan, yakni sebesar 4,3% pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya. Ekonomi Negeri Singa itu bisa tetap tumbuh kencang meski prospek global sedang suram karena ketidakpastian ekonomi dunia.

Kementerian Perdagangan Singapura awalnya memperkirakan produk domestik bruto (PDB) pada periode April hingga Juni lebih tinggi dibandingkan prediksi pertumbuhan 3,5%.

Secara kuartalan, PDB Singapura tumbuh 1,4% dalam tiga bulan atau pada periode April-Juni. Pertumbuhan ini membuat Singapura terhindar dari resesi teknikal, setelah pada kuartal pertama mengalami kontraksi 0,5%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekonomi tetap kuat meski ada guncangan akibat tarif dan geopolitik. Meredanya perang tarif AS-China serta percepatan ekspor selama jeda 90 hari membantu meredam dampak tarif," kata ekonom Maybank, Chua Hak Bin dikutip dari SCMP, Senin (14/7/2025).

Pada Kamis lalu, Menteri Perdagangan Gan Kim Yong mengatakan bahwa ekonomi kemungkinan tetap stabil selama paruh pertama 2025 karena pelaku usaha memanfaatkan jeda tarif untuk mempercepat ekspor ke AS.

ADVERTISEMENT

Namun ia juga memperingatkan bahwa pertumbuhan bisa melambat dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. Kementerian Perdagangan pada April lalu telah memangkas proyeksi pertumbuhan PDB Singapura tahun 2025 menjadi 0 hingga 2% dari sebelumnya 1 hingga 3%.

Chua mengatakan timnya memproyeksikan PDB Singapura tahun 2025 tumbuh 2,4%. Ia memperkirakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneternya pada peninjauan bulan ini, mengingat kekuatan ekonomi saat ini.

Presiden AS Donald Trump pekan lalu telah memberi pemberitahuan kepada lebih dari 20 negara tentang penerapan tarif impor sebesar 20% hingga 50% yang akan berlaku mulai 1 Agustus. Trump juga memperingatkan bahwa jika ada balasan, AS akan merespons dengan tindakan serupa. Khusus Singapura mendapatkan tarif sebesar 25%.

Tonton juga video "Sekarang Cari Beras Tidak Gampang, Banyak Negara Ngerem" di sini:

(fdl/fdl)

Hide Ads