Pertamina terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat lewat program Desa Energi Berdikari (DEB) yang kini hadir di Desa Besakih, Bali. Lewat inisiatif ini, Pertamina tidak hanya menghadirkan energi bersih, tetapi juga mendorong kemandirian energi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pelestarian lingkungan.
Melalui kerja sama dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Maha Wana Basuki, kawasan hutan yang sebelumnya gersang disulap menjadi ruang hidup yang lestari. Warga menanam barisan pohon produktif lewat program Perhutanan Sosial yang tak hanya menghijaukan, tetapi juga membawa kesejahteraan.
Ketua LPHD Mahawana Besakih, I Nyoman Artana, yang juga dikenal sebagai local hero Pertamina, menjelaskan bahwa pengelolaan Hutan Desa Besakih dilakukan dengan mengedepankan aspek keseimbangan lingkungan karena kawasan ini dikenal sebagai Huluning Bali Rajya, atau hulu dari Pulau Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila lokasi ini (hulu) tidak dipelihara dengan baik, maka akan memengaruhi potensi bencana alam dan perubahan iklim di Bali," jelas Nyoman dalam keterangannya, Senin (14/7/2025).
Ia menuturkan, pemulihan dan pengembangan hutan Desa Besakih telah dimulai sejak 2023, meliputi penguatan kelompok, penanaman pohon endemik, hingga pengembangan produk seperti madu. Bersama Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Manggis, dilakukan pula pembangunan dan penataan kawasan wisata berbasis lingkungan.
"Hutan Desa Besakih dikelola dengan menerapkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berarti 'tiga penyebab kebahagiaan'," terangnya.
Ia menjelaskan, konsep ini mengajarkan tentang hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
Program DEB Desa Besakih yang diresmikan pada Jumat (11/7) juga ditopang oleh pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp dan baterai 20 kWh. Energi bersih ini digunakan warga untuk mengoperasikan mesin ekstraktor madu otomatis serta menyediakan penerangan di lokasi camping.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, pemanfaatan energi baru terbarukan ini diharapkan bisa meningkatkan aktivitas ekonomi di kawasan perhutanan sosial dengan potensi perputaran ekonomi hingga Rp120 juta per bulan. Ditargetkan pula kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk mencapai 2.000 orang. Selain itu, produksi madu dan pengolahan hasil hutan non kayu lainnya akan dikelola secara berkelanjutan.
Dari sisi efisiensi, keberadaan PLTS berpotensi menghemat biaya listrik hingga Rp14 juta per tahun, serta mendukung penurunan emisi karbon hingga 8,59 ton CO2eq per tahun.
Fadjar menambahkan, DEB Besakih merupakan bagian dari target pembangunan 80 DEB Pertamina pada tahun 2025.
"DEB merupakan inovasi dan inisiatif Pertamina untuk mewujudkan swasembada energi desa berbasis energi terbarukan," ujarnya.
Program ini juga selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar setiap desa di Indonesia bisa mandiri secara energi.
Setiap DEB disesuaikan dengan potensi sumber energi bersih dan keunggulan ekonomi lokal masing-masing desa, sehingga berdampak ganda pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Secara nasional, hingga kini Pertamina telah membangun 173 DEB di seluruh Indonesia. Rinciannya meliputi 146 DEB berbasis energi surya, 16 DEB biogas dan gas metana, 8 DEB mikrohidro, 2 DEB biodiesel, serta 1 DEB hybrid energi surya dan angin.
Adapun total kapasitas energi terbarukan dari seluruh DEB mencapai:
- 791 ribu Watt Peak energi surya
- 6.500 liter biodiesel
- 860 ribu m³ biogas dan biometana
- 16.500 Watt Peak energi hybrid surya dan angin
- 52 ribu Watt** energi mikrohidro
"Seluruh energi bersih ini menyumbang pengurangan emisi karbon hingga 729 ton CO2eq per tahun," pungkas Fadjar.
(ega/ega)