RI-AS Deal soal Tarif, BKPM Buka-bukaan Dampaknya ke Investasi

RI-AS Deal soal Tarif, BKPM Buka-bukaan Dampaknya ke Investasi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 18 Jul 2025 15:05 WIB
Trump: Produk AS tidak dikenai tarif impor oleh Indonesia, produk Indonesia dikenai tarif 19% oleh AS
Ilustrasi tarif Trump - Foto: BBC Indonesia
Jakarta -

Dibebaskannya bea masuk produk Amerika Serikat (AS) ke Indonesia dinilai tidak akan mengganggu iklim investasi, khususnya bagi perusahaan-perusahaan AS. Pembebasan bea masuk merupakan bagian dari kesepakatan setelah AS menurunkan tarif impor dari 32% ke 19% untuk Indonesia.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Riyatno menilai hal itu tidak terlalu mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan. Terlebih pemerintah tidak hanya mengandalkan investasi dari AS.

"Kita tetap berjalan, kita tetap berusaha menarik investasi dari berbagai negara," kata Riyatno saat ditemui di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya dari AS, kata dia, pemerintah juga berburu investasi dari sejumlah negara di berbagai kawasan. Untuk kawasan Asia Timur misalnya Indonesia terus mencari investor dari China, Jepang dan Korea Selatan.

"Salah satu tugas kami kan memang menarik investasi. Tentu bukan hanya dari AS, tapi juga dari Eropa, dari berbagai negara baik di Asia Timur, China, Jepang, Korea dan lainnya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memang bertugas menarik investasi sesuai target pemerintah. Berdasarkan target presiden, investasi tahun ini diharapkan menyentuh angka Rp 1.905 triliun.

"Jadi tugas kami tetap mencari investor untuk menarik investasi yang memang semakin targetnya meningkat. Apalagi kan ke depan target realisasi investasi tahun ini Rp 1.905 triliun," terang Riyatno.

Sebelumnya, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu membocorkan realisasi investasi pada kuartal II 2025 sudah mencapai Rp 475 triliun. Angka itu lebih tinggi dari capaian di semester I 2025 yang sebesar Rp 465 triliun.

"Kuartal pertama dan kuartal kedua kita sudah aman. Q1 kita sudah bisa rilis di angka Rp 465 triliun dan Q2 kita sudah masuk ke angka Rp 475 triliun," katanya dalam Pertamina Investor Day di The St. Regis Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Todotua menyebut upaya mendatangkan investasi di kuartal berikutnya akan penuh tantangan. Hal ini mempertimbangkan gejolak ekonomi dunia yang saat ini terjadi.

Simak juga Video Said Iqbal soal Tarif 19% Trump: Tingkat Pengangguran Akan Meledak!

(kil/kil)

Hide Ads