UMKM Sumbang 61% PDB, Kini Didorong Lebih Inklusif & Kompetitif

UMKM Sumbang 61% PDB, Kini Didorong Lebih Inklusif & Kompetitif

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 21 Jul 2025 10:13 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Koperasi dan UMKM berkontribusi penting terhadap perekonomian nasional. UMKM menyumbang hingga 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), menyerap 97 persen tenaga kerja, dan mencakup 99 persen dari seluruh unit bisnis di Indonesia, sebagaimana tercatat dalam IMF Country Report 2024.

Ketua Dewan Pembina BACenter, Burhanuddin Abdullah, menjelaskan, keberadaan pusat studi yang berfokus pada UMKM dan koperasi sangat penting.

"Sebab, sektor UMKM dan koperasi memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja di banyak negara, termasuk di Indonesia," tuturnya di Jakarta, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keberadaan UMKM layak diperhatikan, karena berkontribusi hingga 61% terhadap pembentukan PDB dan mampu menyerap 97% tenaga kerja nasional, serta mewakili 99% dari seluruh unit bisnis," terangnya.

Sementara koperasi yang diharapkan akan menjadi soko guru perekonomian rakyat dan instrumen utama peningkatan kesejahteraan masyarakat, kontribusinya terhadap PDB masih relatif kecil. Beberapa pihak memperkirakan bahwa peran Koperasi dalam pembentukan PDB masih di sekitar 2% saja, meskipun pemerintah menargetkan peningkatan hingga 5.5% pada 2024 dan 10% di masa depan.

ADVERTISEMENT

"UMKM dan koperasi masih menghadapi sejumlah tantangan. Untuk UMKM, tantangannya cukup signifikan. Misalnya, 67% UMKM beroperasi di sektor informal, tingkat pertumbuhan produktivitas dan inovasi yang rendah, serta akses ke pasar ekspor terbatas (15.8% dari total ekspor). Hal-hal tersebut mengisyaratkan adanya tantangan yang besar dalam kaitannya dengan modal manusia, logistik, kompleksitas regulasi, akses pasar, dan pembiayaan," paparnya.

Sementara untuk koperasi, sambungnya, tantangannya meliputi kualitas sumber daya manusia, keterbatasan pendanaan, tata kelola yang kurang transparan dan potensi intervensi politik.

Menurut Burhanuddin, hal itu yang mendasari BACenter hadir dengan visi "Terwujudnya koperasi dan UMKM sebagai pilar utama ekonomi nasional yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing global".

"Sedangkan Misi BACenter adalah (1) Menghasilkan kajian strategis berbasis data untuk perumusan kebijakan termasuk memikirkan strategi pendanaan; (2) Membangun ekosistem inovatif bagi pertumbuhan koperasi dan UMKM; (3) Mendorong adopsi teknologi, keberlanjutan, dan model bisnis masa depan; dan (4) Menjadi mitra pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM," jelasnya.

Dalam kegiatan kesehariannya, BACenter akan menjadi platform diskusi dan pertukaran ide antara berbagai pemangku kepentingan; melakukan penelitian mendalam dan relevan tentang isu-isu strategis yang dihadapi koperasi dan UMKM.

"Dan, mengembangkan model dan kerangka kerja inovatif untuk peningkatan kapasitas dan daya saing, termasuk menyediakan pelatihan dan program pengembangan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar," paparnya.

(igo/fdl)

Hide Ads