Danantara Turun Tangan Bereskan Utang Kereta Cepat

Danantara Turun Tangan Bereskan Utang Kereta Cepat

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 23 Jul 2025 18:33 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kereta Cepat Jakarta-Bandung.Foto: Dok. PT KCIC
Jakarta -

Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) berencana mengajukan restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan saat ini Danantara tengah menyiapkan berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan utang tersebut. Meski begitu, ia belum menjelaskan lebih detail terkait upaya apa yang akan dilakukan.

"Jadi memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan dan segera akan kita usulkan nanti, tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," kata Dony saat ditemui usia Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dony menjelaskan bahwa kereta cepat ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan perusahaan patungan hasil konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI adalah konsorsium berisi beberapa BUMN yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, sekarang Whoosh.

Mengutip dari situs KCIC, komposisi pemegang saham PSBI yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) 51,37%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12%, PT Perkebunan Nusantara I 1,21%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30%. Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%.

ADVERTISEMENT

Adapun pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank (75%). Sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).

Berdasarkan catatan detikcom, proyek ini mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

"Nah ini juga operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai hutang-hutang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya," katanya.

Dony menjelaskan bahwa dalam proses restrukturisasi ini dilakukan agar tidak mengganggu kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depannya.

"Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini sebuah komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depan," katanya.

(hns/hns)

Hide Ads