India Pede Bakal Dapat Tarif Impor Rendah dari Trump

India Pede Bakal Dapat Tarif Impor Rendah dari Trump

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 25 Jul 2025 09:35 WIB
Trump dan Modi Bahas Kesepakatan Dagang AS-India
Foto: DW (News)
Jakarta -

India optimistis akan mendapatkan tarif preferensial dari Amerika Serikat (AS), besaran yang lebih baik daripada dibandingkan hasil negosiasi para pesaing ekonominya. Adapun saat ini, pemerintahan Presiden Donald Trump mengenakan India tarif sebesar 26%.

Melansir CNBC, Jumat (25/7/2025), Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal, mengisyaratkan pendekatan yang meyakinkan dari New Delhi dalam perundingan dagang yang sedang berlangsung dengan Washington.

"India akan mendapatkan tarif preferensial dibandingkan dengan rekan-rekan dan pesaing kami, karena kami termasuk yang pertama terlibat dalam negosiasi dan diskusi kami, keterlibatan kami sungguh sangat, sangat signifikan," ujar Goyal kepada CNBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Respons tersebut menanggapi pertanyaan tentang apakah India dapat mengharapkan persyaratan negosiasi yang lebih baik dari AS, dibandingkan tarif AS untuk Jepang dan Vietnam. Ekspor mereka masing-masing dikenakan bea masuk sebesar 15% dan 20%.

ADVERTISEMENT

Goyal mengatakan, negosiasi berjalan sangat baik, Pihaknya membidik target perdagangan bilateral senilai US$ 500 miliar pada tahun 2030, sebuah target yang sebelumnya ditetapkan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan teman baik saya, Menteri Perdagangan (AS), Howard Lutnick," kata Goyal.

"Amerika Serikat dan India memiliki hubungan yang sangat istimewa, dan saya sangat yakin kami akan mencapai kesepakatan yang kuat dan baik di mana kedua negara diuntungkan dan bisnis di kedua belah pihak merasa senang," sambungnya.

Adapun Lutnick sendiri memimpin tim negosiasi perdagangan AS. Optimisme ini juga digaungkan oleh para pemimpin bisnis, yang memperkirakan India akan bernegosiasi dari posisi yang kuat.

Sementara itu, Ketua Forum Bisnis Inggris Konfederasi Industri India, Keshav Murugesh, mengatakan kepada CNBC bahwa para negosiator India akan menangani perundingan berdasarkan substansi dan India tidak akan mudah ditaklukkan.

Murugesh, yang juga merupakan CEO perusahaan jasa bisnis WNS, manilai bahwa kedua belah pihak cukup termotivasi. Ia juga menekankan bahwa Presiden Trump dan rakyatnya menginginkan kesepakatan yang baik dengan India karena India adalah masa depan.

Goyal juga mengatakan bahwa langkah negosiasi dengan AS merupakan bagian dari kebijakan yang disengaja untuk bermitra dengan negara-negara maju yang melengkapi kisah India. Langkah ini berbeda jauh dari perjanjian sebelumnya dengan negara-negara yang dianggap sebagai pesaing langsung.

Ia pun mengutip keputusan India untuk menarik diri dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) sebagai contohnya. Goyal menggambarkan pakta tersebut sebagai kesepakatan yang akan seperti FTA China-India.

Sebelumnya, India dan Inggris telah menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas. Perjanjian bilateral tersebut akan memberikan keuntungan bagi Inggris berupa tarif yang lebih rendah untuk ekspor utama seperti wiski dan mobil, yang akan berlaku selama beberapa tahun. Sementara itu, India akan mendapatkan akses bebas tarif untuk 99% impor sejak hari pertama perjanjian.

Meskipun ia menunjukkan optimistis terhadap perundingan AS, Goyal mengakui bahwa masih terdapat isu-isu sensitif. Ketika ditanya apakah pertanian menjadi titik kritis, ia menolak berkomentar secara spesifik mengenai diskusi perdagangan tersebut, tetapi menambahkan bahwa sektor tersebut sensitif terhadap India.

"Kami selalu sangat peka terhadap kepentingan petani kami, kepentingan (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kami, dan akan memastikan bahwa area-area yang menjadi perhatian kami terlindungi dengan baik," tambah Goyal.

Isu pertanian merupakan hal yang krusial bagi pemerintahan Modi, karena sektor pertanian yang luas mempekerjakan sebagian besar penduduk India dan mewakili konstituen politik yang kuat.

Melindungi petani dari persaingan asing merupakan prioritas pemerintah yang telah lama ada. Goyal menambahkan bahwa pihak AS memahami posisi India. "Pemerintahan Trump, dan rekan-rekan saya sama-sama menyadari dan peka terhadap kekhawatiran kami," ujarnya.

(shc/rrd)

Hide Ads