Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut impor pertanian dari Amerika Serikat (AS) akan difokuskan pada komoditas kedelai dan gandum. Nilai impor pertanian dari AS yang disepakati sebesar US$ 4,5 miliar atau Rp 73,47 triliun (asumsi kurs Rp 16.314).
"Itu gandum, fokus pada gandum. Kemudian kedelai, itu dua komoditas," terang Amran di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
Di sisi lain, Amran juga membuka ruang untuk melakukan impor susu dan sapi dari AS, namun ia tak memastikan kepastian impor kedua komoditas tersebut. Amran mengaku masih memantau kebutuhan susu dan sapi sebelum memutuskan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari rencana impor komoditas pangan dari AS, Amran menegaskan bahwa pemerintah tetap akan menjaga petani. Impor pertanian ini akan berlangsung atas rekomendasi dari Kementerian Pertanian.
"Jadi gini, apapun yang kita impor, pasti menjaga petani. Kan harus ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, telah menyebut beberapa komoditas pangan utama yang akan diimpor dari AS, yakni kedelai, susu kedelai, gandum, serta kapas.
"Pertanian itu kan sekitar US$ 4,5 (miliar) lah. Itu mulai dari soya bean, soya bean milk, kemudian gandum, dan kapas," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7) lalu.
Susiwijono menekankan bahwa yang mengimpor produk pertanian tersebut adalah sektor swasta, bukan pemerintah dan berdasarkan kebutuhan.
"Jangan dikira ngapain pemerintah gara-gara mau (tarif) 0% berkorban US$ 4,5 miliar beli produk pertanian tambahan. Nggak beli tambahan, ini kita ngajak teman-teman bisnis, asosiasi 'eh butuh gandum berapa? Butuh kedelai berapa? Bisa nggak yang 1 juta diambilkan dari AS?' Dan bisa, harganya juga masuk," ucapnya.
(ara/ara)