Begini Kondisi Ekonomi Malaysia yang Rakyatnya Tuntut Perdana Menteri Mundur

Begini Kondisi Ekonomi Malaysia yang Rakyatnya Tuntut Perdana Menteri Mundur

Ilyas Fadilah - detikFinance
Minggu, 27 Jul 2025 19:28 WIB
Protesters gather near Merdeka Square during a protest against Malaysias Prime Minister Anwar Ibrahim in Kuala Lumpur on July 26, 2025. Several thousand Malaysians took to the capitals streets to protest growing public discontent over rising living costs and a perceived lack of reform by Prime Minister Anwar Ibrahims unity government. (Photo by Mohd RASFAN / AFP)
Rakyat Malaysia unjuk rasa - Foto: AFP/MOHD RASFAN
Jakarta -

Malaysia dilanda gelombang unjuk rasa yang menyoroti kekecewaan publik terhadap kinerja Perdana Menteri, Anwar Ibrahim. Para demonstran menilai pemerintahan saat ini gagal mengatasi masalah ekonomi di negeri Jiran.

Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi perekonomian Malaysia? Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Malaysia berada di kisaran 4,4% year on year atau menurun dibandingkan kuartal sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, Minggu (27/7/2025), perekonomian Malaysia tumbuh 4,9% year on year (setelah revisi) pada kuartal terakhir 2024. Bank sentral memperkirakan prospek pertumbuhan tahun ini akan lebih lemah akibat ketegangan dagang yang memengaruhi belanja dan investasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank sentral menyampaikan bahwa pertumbuhan pada kuartal pertama ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang berkelanjutan karena kondisi pasar tenaga kerja yang positif dan dukungan kebijakan pemerintah, serta ekspansi investasi yang stabil dan pertumbuhan ekspor yang berlanjut.

Namun, Gubernur Bank Negara Malaysia, Abdul Rasheed Ghaffour, mengatakan bahwa pertumbuhan juga tertahan oleh penurunan produksi minyak dan gas, serta normalisasi penjualan dan produksi kendaraan bermotor.

ADVERTISEMENT

Kemudian, inflasi Malaysia melambat pada Juni 2025, yakni sebesar 1,1%, dengan indeks mencapai 134,5 poin dibandingkan 133,0 poin pada bulan yang sama tahun lalu,.

Dalam rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Juni 2025, Departemen Statistik Malaysia (DoSM). encatat bahwa pelambatan inflasi ini tercermin pula dalam Indeks Harga Produsen (PPI) untuk produksi lokal, yang turun sebesar 3,6% pada Mei 2025.

Kepala Statistik Negara, Datuk Seri Dr Mohd Uzir Mahidin, mengatakan bahwa 59,2% dari total item yang dipantau, atau 339 dari 573 item, mengalami kenaikan harga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 329 item (97,1%) mencatat kenaikan di bawah atau sama dengan 10%, sementara hanya 10 item yang mencatat kenaikan melebihi 10% pada Juni 2025.

Sementara itu, 192 item (33,5%) tercatat mengalami penurunan harga, dan 42 item lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok makanan dan minuman, yang berkontribusi sebesar 29,8% terhadap total CPI, mencatat kenaikan sebesar 2,1% pada Juni 2025.

DoSM juga mencatat beberapa kelompok yang mengalami kenaikan dengan tingkat yang sama seperti bulan sebelumnya, yakni pendidikan (2,2%), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya (1,7%), serta asuransi dan jasa keuangan (1,5%).

Selanjutnya, investasi yang disetujui di Malaysia meningkat sebesar 3,7% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi 89,8 miliar ringgit (setara US$ 21,2 miliar).

Dari total tersebut, investasi asing mencapai 60,4 miliar ringgit atau dua pertiga dari keseluruhan nilai, sementara investasi domestik menyumbang 29,4 miliar ringgit. Angka itu merupakan data resmi dari Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA).

Menteri Perdagangan Tengku Zafrul Aziz menyatakan bahwa iklim investasi sepanjang 2025 diperkirakan tetap menghadapi tantangan akibat tekanan geopolitik dan makroekonomi yang terus berlanjut, terutama yang bersumber dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Tengku Zafrul menambahkan bahwa meskipun kebijakan proteksionis dan gangguan rantai pasok akan memengaruhi keputusan korporasi, Malaysia tetap memiliki peluang untuk menarik lebih banyak investasi, seiring meningkatnya kontribusi ekonomi Asia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global.

Tiga negara sumber investasi asing terbesar adalah Singapura dengan 28,3 miliar ringgit, disusul Amerika Serikat sebesar 9,9 miliar ringgit, dan China sebesar 7,9 miliar ringgit. Sektor jasa menjadi penarik investasi terbesar dengan nilai mencapai 57,8 miliar ringgit dari total investasi yang disetujui.

Sementara itu, pasar tenaga kerja Malaysia terus menunjukkan perbaikan yang stabil pada Mei 2025, seiring dengan penurunan jumlah pengangguran menjadi 522.400 orang dan tingkat pengangguran tetap terjaga di angka 3,0%,

Kepala Statistik Negara, Dato' Sri Dr. Mohd Uzir Mahidin, mengklaim data ini sebagai bukti ketangguhan ekonomi Malaysia serta kemampuannya untuk beradaptasi terhadap dinamika ekonomi dan teknologi global.

(kil/kil)

Hide Ads