Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meminta agar UMKM yang memasok bahan baku untuk program makan bergizi gratis (MBG) untuk memerhatikan kualitas dan kebersihan produknya. Hal ini juga menyusul banyaknya kejadian luar biasa atau keracunan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Maman mengakui tidak semua program dapat berjalan tanpa adanya hambatan serta masalah. Menurut Maman, dari 2.390 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri, hanya beberapa titik yang bermasalah. Untuk itu, dia menilai jangan hanya karena satu hingga dua orang yang lalai, program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut dianggap buruk.
"Dari 2.390 titik yang sudah ada, tapi karena tadi, ada mungkin satu orang, dua orang lalai, satu orang, dua orang mungkin, ya namanya manusia kan ada khilafnya, mungkin memasukkan barang yang mungkin sudah busuk, akhirnya yang kasihan programnya. Nanti dianggap program ini nggak bagus, program ini gagal, dan lain sebagainya," kata Maman saat dalam acara 'Penguatan Rantai Pasok Usaha Mikro pada Klaster Pangan dan Oleh-oleh' di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Selasa, (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, dia meminta kepada supplier supplier UMKM yang memasok bahan untuk MBG agar tetap menjaga kualitas dan kuantitas. Hal ini disampaikan Maman di hadapan puluhan supplier SPPG di Tangsel.
"Jadi saya menitip betul-betul kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang terlibat dalam rantai pasok program ini, termasuk yang bangun dapur, tolong dijaga betul kualitas makanan dan kebersihan," terang Maman.
Hal ini, lanjut Maman, penting menjaga kuantitas dan kualitas. Sebab, program MBG ditujukan untuk anak-anak Indonesia.
"Karena ini untuk anak-anak kita, untuk adik-adik kita, untuk cucu-cucu kita. Jadi niatkan itu saja. Saya titipan pesan saya itu. Jadi nanti misalnya yang dapat pasokan suplai ayam, jaga kualitas ayamnya. Yang dapat suplai telur, jaga kualitas telurnya.
Yang dapat suplai ikan, jaga betul-betul kualitas ikannya. Karena ini untuk anak-anak kita. Yang dapat suplai sayur, jaga betul sayurnya, kualitasnya, dan sebagainya," imbuh Maman.
Seperti diketahui, kasus keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) dilaporkan terjadi di Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, Batang, hingga Sumatera Selatan beberapa waktu lalu. Dari kasus tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menerangkan ada beberapa penyebabnya.
Pertama, bahan baku yang tidak bagus. Dadan mengakui memang ada bahan baku yang digunakan sudah tidak layak disajikan. Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah melakukan peningkatan mutu dengan bahan baku harus segar dan lebih selektif.
"Kedua dari kejadian di Sukoharjo kemudian juga kejadian di Pali, Sumatera Selatan itu karena processing terlalu lama, termasuk di Bandung dan di Tasikmalaya sehingga kita meminta sekarang seluruh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) memasaknya tidak terlalu lama antara waktu memasak dengan penyiapan," kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).
Tonton juga video "Benny Harman: Kasus Keracunan Jangan Jadi Alasan MBG Disetop" di sini:
(rea/kil)