AS Masuk Jajaran Investor Teratas di Indonesia, Efek Trump?

AS Masuk Jajaran Investor Teratas di Indonesia, Efek Trump?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 29 Jul 2025 13:53 WIB
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani.
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani. Foto: Shafira/detikcom
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) kembali masuk jajaran lima besar investor asing terbesar di Indonesia. Pada triwulan II 2025, Negeri Paman Sam yang kini dipimpin Donald Trump ini mencatatkan investasi sebesar US$ 0,8 miliar atau setara Rp 13 triliun, dan berhasil naik ke peringkat keempat.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, kontribusi AS terhadap realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) periode April-Juni 2025 mencapai sekitar 6% dari total investasi asing yang sebesar Rp 202,2 triliun.

"Kami membukukan dari negara di mana institusi itu terdaftar, mereka kemudian investasi ke Indonesia. Jadi ini adalah kurang lebih gambarannya," ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan posisi AS ini cukup mencolok. Pada kuartal I 2025 lalu, AS masih berada di posisi keenam. Meski secara nominal nilai investasinya masih di kisaran US$ 0,8 miliar, lonjakan peringkat ini menandakan geliat baru dari investor asal Amerika.

ADVERTISEMENT

Rosan menjelaskan bahwa kenaikan ini bertepatan dengan adanya kerja sama dagang baru, terutama terkait impor minyak mentah (crude oil) dan gas petroleum cair (LPG) dari AS ke Indonesia.

"Salah satu dalam kesepakatan itu kan kita akan melakukan impor crude oil ke Indonesia, yang tentunya itu perlu ada refinery. Nah refinery itu harus sesuai dengan karakteristik dari setiap crude oil yang diimpor," jelas Rosan.

Menurutnya, kesepakatan ini menciptakan kebutuhan pembangunan fasilitas kilang (refinery) baru yang spesifik untuk karakteristik minyak mentah asal AS. Di sinilah investasi dari perusahaan-perusahaan AS masuk, khususnya di sektor hilir migas.

AS memang bukan nama baru di jajaran investor RI. Negara ini sempat masuk lima besar pada kuartal III 2024 dan menduduki posisi keempat selama Januari-September 2024 dengan total investasi US$ 2,8 miliar. Namun sejak saat itu, posisinya terus merosot-hingga kini kembali naik.

Meski begitu, Rosan menegaskan bahwa perubahan sumber impor ini tidak membebani Indonesia. Yang terjadi hanyalah penyesuaian alokasi-jika sebelumnya lebih banyak impor dari Nigeria dan Arab Saudi, kini porsi dari AS makin besar.

"Jadi ini adalah salah satu proses bisnis. Investasi dari AS juga mengikuti proses tersebut," tutupnya.

Kembali naiknya AS ke posisi lima besar investor menunjukkan bahwa kerja sama strategis di sektor energi antara kedua negara mulai menunjukkan hasil konkret. Pemerintah optimistis tren ini akan berlanjut di paruh kedua 2025.

Tonton juga video "Mentan Sebut Tarif Trump Untungkan RI, Ini Alasannya" di sini:

(shc/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads