Pangan menjadi salah satu hal utama dalam mempertahankan peradaban. Namun di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik global saat ini, rantai pasok pangan dari luar negeri sedikit banyak terkena dampaknya.
Sedangkan hingga saat ini, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pangan hanya dengan mengandalkan hasil pertanian dalam negeri. Persoalan ini ditanyakan langsung oleh Mantan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisna Murti kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tidak mungkin seluruh pangan yang sekarang dibutuhkan oleh rakyat kita harus disediakan di dalam negeri sendiri. Kita nggak punya sumber dayanya dan kalaupun iya, nanti kita terpaksa harus merusak alam lebih daripada yang sekarang. Nah, ke depan bagaimana kita mencoba menyikapi?," ujar Bayu, dalam acara forum dialog Pidato Peradaban di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merespons hal ini, SBY berpandangan, pangan menjadi satu landasan vital dalam mempertahankan peradaban itu sendiri. Setidaknya ada 8 miliar jiwa di dunia yang memerlukan pasokan makanan, dan sedikit banyak terdampak atas kondisi gejolak dunia saat ini.
"Saya rada waswas karena memang kalau kita kembali ingat revolusi pertanian gelombang I dan gelombang II, on the one hand bisa meningkatkan produksi, tapi on the other hand ada kerusakan-kerusakan karena terlalu banyak kita menggunakan pupuk dan pestisida waktu itu," jawab SBY.
Menurut SBY, harus ada koreksi total untuk menggenjot pertanian di era saat ini. Satu-satunya solusi konkret ialah dengan memanfaatkan teknologi ke dalam sektor agrikultur. Namun dengan catatan, teknologinya harus pas, tepat, dan tersedia.
"Peradaban tidak mungkin bertahan if there is no food supply," ujarnya.
Selaras dengan itu, SBY mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi. Menurutnya, apabila terjadi konflik terbuka antar bangsa, pasti masing-masing negara akan memilih untuk mempertahankan pangan dan energi untuk bangsanya sendiri.
"Bagaimana yang tidak punya sumber pangan? Oleh karena itu meskipun ini unfinished agenda untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi, bukan program 1, 2, 3 tahun, tapi selamanya akan digunakan. Tapi yang penting teknologi, yang kedua adalah lifestyle," ujarnya lagi.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar keadilan untuk para petani juga diperhatikan. Hal ini khususnya untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan harga pangan, jangan sampai lebih condong membebani petani ataupun konsumen.
"Jadi ini semua total concept of agriculture, modern agriculture menurut saya perlu dibangun terus. Dan remember, jangan sampai keperluan menyediakan pangan yang lebih besar juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang biar yang diperlukan. Pada saat ada trade-off, tidak mungkin dua-duanya selalu win, tapi ada batasnya trade-off seperti apa. Jadi ini persoalan inti, istilah saya food, water, energy, sustainability," jelas SBY.
Simak juga video: Prabowo Sebut Food Estate Strategi Utama Kemandirian Pangan RI