Ekonomi RI Diramal Tak Sampai 5%, Rojali-Rohana Jadi Bukti

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 04 Agu 2025 13:27 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 diramal sulit mencapai 5% karena konsumsi rumah tangga tidak optimal sebagai motor utama penggerak ekonomi. Kemunculan fenomena Rojali alias rombongan jarang beli dan Rohana alias rombongan hanya nanya di pusat perbelanjaan menjadi bukti melemahnya daya beli masyarakat.

Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. Dalam struktur ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia, kontribusi konsumsi rumah tangga paling dominan yakni mencapai 54,53% sehingga ketika kinerjanya lemah, otomatis akan banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Rojali-Rohana dampak dari ekonomi yang memburuk. Masyarakat cuma butuh rekreasi, tetapi tidak berbelanja barang sekunder dan tersier karena persoalan daya beli," kata Bhima kepada detikcom, Senin (4/8/2025).

Bhima sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 hanya berada di kisaran 4,5-4,7% secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari realisasi kuartal I-2025 yang di level 4,87%. Untuk lebih pastinya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkannya pada 5 Agustus 2025.

"Pertumbuhan kuartal II-2025 di kisaran 4,5-4,7% yoy, karena tidak ada lagi pendorong musiman setelah lebaran, daya beli sedang lesu," ucap Bhima.

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 akan kembali di bawah 5%. Lebih tepatnya pada kisaran 4,7-4,8% yoy karena tekanan dari sisi konsumsi rumah tangga.

"CORE memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 melambat ke kisaran 4,7-4,8%, turun dari 4,87% pada kuartal I," ungkap Faisal.

Stimulus dari pemerintah dinilai belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025. Net ekspor juga masih belum banyak berkontribusi karena surplus neraca perdagangan kian menyusut pada kuartal II-2025.

"Jadi itu kontribusi terhadap pertumbuhannya jadi lebih rendah. Kami prediksikan juga belanja pemerintah minus kan di kuartal I kan minus, di kuartal II kita masih prediksikan minus 1% pertumbuhannya, jadi kontraksi, nah itu juga yang menyebabkan perlambatan di kuartal II," beber Faisal.

Faisal memprediksi satu-satunya pertumbuhan yang lebih bagus dari kuartal I-2025 adalah dari sisi investasi. "Tapi juga nggak tinggi-tinggi sekali, investasi kita prediksikan di atas 3%," bebernya.

Lihat juga Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork