Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Disorot Media Asing karena Lampaui Prediksi

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Disorot Media Asing karena Lampaui Prediksi

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 06 Agu 2025 08:45 WIB
Anak-anak tengah bermain dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (7/2/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 masih loyo.Hal ini terlihat dari realisasi ekonomi Indonesia sepanjang 2024 yang tumbuh 5,03%, melambat jika dibandingkan 2023 sebesar 5,05%.
Ilustrasi/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 menjadi sorotan media asing karena melampaui prediksi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II mencapai 5,12%, angka itu naik dari 4,87% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui perkiraan pertumbuhan dalam jajak pendapat Reuters sebesar 4,80%. Pertumbuhan ekonomi melampaui angka 5% itu juga cukup membuat pakar terkejut.

"Pertumbuhan PDB mencatat kejutan positif pada kuartal kedua dibandingkan dengan ekspektasi kami, dengan selisih tersebut kemungkinan disebabkan oleh neraca ekspor neto yang mendukung akibat frontloading," kata ekonom Bank DBS, Radhika Rao, dikutip dari Reuters, Rabu (6/8/2025),

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laju pertumbuhan tersebut seperti menentang kekhawatiran atas melemahnya indikator ekonomi, termasuk penurunan penjualan mobil, melemahnya konsumsi, dan kontraksi indeks manajer pembelian, yang mengindikasikan perlambatan aktivitas ekonomi.

ADVERTISEMENT

Dalam laporan pertumbuhan ekonomi konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh PDB Indonesia, sedikit meningkat menjadi 4,97% year-on-year pada kuartal II dibandingkan 4,95% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan itu didukung oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk makanan dan perjalanan selama sejumlah hari raya keagamaan dan liburan sekolah.

Pertumbuhan investasi melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir sebesar 6,99% pada kuartal II dari sebelumnya 2,12%. Pertumbuhan itu didongkrak oleh proyek infrastruktur termasuk perluasan kereta cepat massal. Sementara belanja pemerintah tercatat mengalami kontraksi tahunan 0,33%.

Namun, Ekonom Maybank, Brian Lee memperingatkan, ke depan surplus perdagangan dapat semakin menyempit karena pertumbuhan ekspor melambat. Kondisi itu dipengaruhi oleh perdagangan global yang lebih lambat dan membebani permintaan komoditas utama Indonesia.

"Kami memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 bps sebelum akhir tahun, sementara pemerintah telah menyusun rencana untuk memperkenalkan paket stimulus ketiga menjelang akhir tahun, meskipun dengan skala yang lebih kecil," kata Lee.

Laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disoroti oleh CNBC yang mengutip Reuters. CNBC menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia telah melampaui prediksi. Bahkan disebutkan menjadi pertumbuhan tercepat dalam dua tahun terakhir.

Diketahui pertumbuhan itu didorong oleh sektor manufaktur hingga permintaan barang ekspor seperti produk minyak sawit dan logam dasar serta permintaan domestik untuk produk farmasi.

Saksikan Live DetikPagi :

(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads