Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepakat menurunkan tarif untuk barang Malaysia ke AS sebesar 19% dari sebelumnya 25%. Namun, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengkritik kesepakatan itu.
Untuk diketahui, sebagai bentuk timbal balik, dalam kesepakatan kedua negara, Malaysia akan menghapus pajak 11.000 produk AS yang akan masuk Malaysia. Tak hanya itu, Trump juga meminta mineral mentah Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (RRE).
"Terkait 11.000 produk tersebut, kami akan menghapus 100% pajak kami. Untuk ini, kami hanya mendapatkan pengurangan tarif AS sebesar 6% (dari 25% menjadi 19%). Itu bukan kesepakatan yang bagus," kata dia dalam unggahannya di Instagram resmi @chedetofficial, dikutip Jumat (8/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal ekspor dengan bentuk mentah hanya memberikan nilai tambah 5%. Menurutnya Malaysia bisa mengolah material tersebut hingga bentuk barang jadi atau setengah jadi. Dengan begitulah Malaysia bisa mendapat keuntungan 30 kali lipat.
"Saat ini, tanah jarang sebagai logam mulia hanya menghasilkan sedikit keuntungan. Nilainya hanya 5% dari total nilai material. Malaysia harus mengolah tanah jarang dan mengekstrak unsur-unsur di dalamnya karena keuntungannya bisa mencapai 30 kali lebih tinggi daripada hanya tanah jarang," terangnya.
Ia pun mengecam, mengapa negaranya senang dengan kesepakatan tersebut, padahal hanya mendapatkan sedikit keuntungan.
"Mengapa Malaysia begitu bodoh! Karena hanya menerima 5% dari nilai tersebut padahal kita bisa mendapatkan berkali-kali lipatnya," tambahnya.
Lihat juga Video: Demo Warga Kuala Lumpur, Tolak Dubes AS untuk Malaysia Nick Adams