TikTok melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal untuk 150 karyawan divisi kepercayaan dan keamanan di Jerman. Ke depan, pos tersebut akan digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) dan beberapa pekerja kontrak.
Mengutip laporan The Guardian, PHK massal tersebut menyulut aksi mogok massal pekerja TikTok di Jerman. Serikat pekerja TikTok, ver.id, juga dikabarkan telah bernegosiasi dengan manajemen selama beberapa minggu lalu dengan tuntutan pesangon bagi karyawan terdampak dan masa pemberlakuan PHK selama satu tahun.
Namun begitu, tuntutan tersebut ditolak oleh manajemen TikTok. Juru bicara ver.id, Kalle Kunkel, mengatakan perusahaan menolak untuk berunding setelah pihaknya melakukan dua kali aksi protes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya, mereka bilang: 'Kami tidak mau bicara dengan Anda,' jadi setelah itu, kami melancarkan dua serangan," kata Kunkel dikutip dari The Guardian, Selasa (12/8/2025).
Berdasarkan laporan tersebut, TikTok sendiri memiliki sekitar 32 juta pengguna aktif. Secara keseluruhan, TikTok memiliki sekitar 400 karyawan di Jerman. Dengan PHK yang dilakukan, artinya TikTok memangkas sekitar 40% tenaga kerjanya di Jerman.
Juru bicara TikTok, Anna Sopel, mengatakan usulan PHK perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Ia juga menekankan, PHK yang dilakukan pada divisi tersebut tidak mempengaruhi komitmen TikTok untuk memperkuat keamanan.
"Kami tetap berkomitmen penuh untuk melindungi keamanan dan integritas platform kami," ucapnya.
Untuk diketahui, divisi kepercayaan dan keamanan bertanggung jawab untuk memastikan video pendek yang dipublikasikan di platform tidak mengandung konten berbahaya atau melanggar kebijakan perusahaan yang mencakup unsur kekerasan, pornografi, misinformasi, dan ujaran kebencian.
Menurut serikat pekerja TikTok di Jerman, orang-orang yang bekerja di tim ini meninjau hingga 1.000 video per hari. Pekerjaan manusia ini seringkali dilakukan bersama-sama dengan AI.
Simak juga Video Said Iqbal soal Tarif 19% Trump: Tingkat Pengangguran Akan Meledak!