Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara ihwal perkembangan negosiasi dan penerapan tarif Amerika Serikat (AS) untuk RI. Diketahui, Negeri Paman Sam mematok tarif impor sebesar 19% untuk Indonesia yang berlaku sejak 7 Agustus 2025.
Namun, Indonesia sendiri diberi pengecualian besaran tarif untuk beberapa komoditas tertentu. Komoditas tersebut mencakup pangan dan beberapa produk yang tidak diproduksi AS. Hingga saat ini, produk yang dikecualikan tersebut masih dalam proses negosiasi.
"Tarif AS kan sudah berlaku, dan masih ada yang dikecualikan. Yang dikecualikan ini masih berproses," terang Airlangga kepada wartawan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, Airlangga tak menyebut pasti kapan negosiasi tersebut rampung dibahas. Ia menekankan, tidak ada target penyelesaian dalam proses negosiasi dengan AS.
"Tidak bicara deadline, ini kan kesepakatan dua pihak," imbuhnya.
Sebelum tarif AS berlaku, Airlangga sempat menyebut pemerintah masih melakukan negosiasi untuk beberapa komoditas, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, mineral, hingga produk agro dan komponen industri di zona perdagangan bebas (FTZ).
Airlangga menilai, pemangkasan tarif ini dimungkinkan lantaran komoditas tersebut tidak diproduksi oleh AS. Ia menyebut, perundingan ini masih terus berlanjut mengingat pemangkasan tarif komoditas ini merupakan janji AS kepada RI.
Airlangga menyebut, tarif impor komoditas tersebut masih dimungkinkan lebih rendah dari 19%. Bahkan, besaran tarif impor ini bisa mendekati 0%.
"Perundingan masih akan terus berlangsung untuk bicara detail teknis, karena masih ada beberapa kepentingan yang dijanjikan dan akan ditindaklanjuti yaitu terkait dengan beberapa pokok, yaitu Indonesia akan diberikan juga tarif yang lebih rendah 19% untuk beberapa komoditas. Nah yang dikatakan adalah komoditas sumber daya alam yang tidak diproduksi oleh Amerika Serikat seperti kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro dan juga produk mineral lainnya, termasuk juga komponen pesawat terbang dan juga komponen daripada produk industri dalam kawasan industri tertentu seperti di free trade zone," ungkap Airlangga dalam konferensi persnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/7/2025).
"Jadi itu sedang dalam pembahasan dan itu dimungkinkan lebih rendah dari 19% dan dimungkinkan mendekati 0%," tambahnya.
Simak juga Video: LPS Sebut RI Tak Rugi soal Nego Tarif AS 19%, Ini Alasannya