Sebanyak 2.000 mahasiswa peserta Tim Ekspedisi Patriot dari 7 perguruan tinggi yakni ITB, IPB, ITS, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Diponegoro dikirim pemerintah ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh pelosok Indonesia hari ini, Senin (25/8).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menekankan kepada para peserta bahwa pelaksanaan program Tim Ekspedisi ini dibiayai menggunakan uang negara, yang tak lain dikumpulkan salah satunya melalui pajak masyarakat.
"Saya sampaikan kepada teman-teman semua adalah Anda memakai uang yang dikumpulkan dari yang bayar pajak. Ini adalah taxpayers money," kata Suahasil dalam paparan pembekalannya di acara Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Telan Dana Rp 268 M
Dalam paparannya, Suahasil menampilkan pagu anggaran yang disiapkan untuk Kementerian Transmigrasi (Kementrans) selaku penyelenggara program sebesar Rp 1,89 triliun untuk 2025 ini. Secara khusus terkait Tim Ekspedisi Patriot, program ini tercatat menelan anggaran sebesar Rp 268,26 miliar.
"Saya mau sampaikan bahwa it's not about money-nya, bukan tentang kita punya uang atau nggak. Uang adalah alat kita, kita kumpulkan, kita pakai dengan baik dan ibu bapak adalah alat untuk menggunakan taxpayers money itu secara efektif, berhasil guna dan juga efisien," ucapnya.
Untuk itu ia menegaskan agar para mahasiswa peserta TEP Kementrans dapat memberikan hasil nyata usai menjalankan tugasnya di daerah-daerah penempatannya. Seperti salah satunya adalah memeriksa pelaksanaan program-program unggulan Presiden Prabowo Subianto seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Saudara-saudara yang akan pergi ke lapangan dan melakukan ekspedisi, melakukan riset, melihat inovasi, juga melihat seluruh program prioritas Bapak Presiden yang dijalankan. Lihat di Kabupaten itu, sudah ada makan bergizi atau belum?" jelasnya.
Di luar itu dirinya juga meminta para peserta TEP untuk memeriksa pelaksanaan program-program unggulan pemerintah lainnya semisal Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Program Keluarga Harapan (PKH), hingga pemberian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan dampaknya kepada masyarakat.
"Saya ingin Ibu Bapak melihat program itu semua dan kemudian di lapangan sebagai suatu tim riset, the first ability is to connect the dots. Bukan hanya sekedar melihat satu program secara kecil dan sempit," tegas Suahasil.
Dengan begitu, Suahasil berharap program transmigrasi ini bisa berdampak langsung dalam proses pembangunan kawasan 3T sehingga tercipta pusat pertumbuhan baru di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Selain itu, transmigrasi juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan wira usaha di wilayah-wilayah tersebut.
"Kita berharap transmigrasi nantinya akan menjadi instrumen pembangunan kawasan, membentuk pusat pertumbuhan baru, membentuk growth center yang baru, meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan dan tentu melalui penciptaan wira usaha, lapangan kerja, kegiatan ekonomi, perdagangan, dan seterusnya," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kementerian Transmigrasi Bekali Pegawainya agar Terhindar Korupsi"
(igo/ara)