Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti bicara tentang pentingnya data dalam mengoptimalkan potensi kawasan transmigrasi. Data tersebut dapat diakses melalui Statistik Potensi Desa BPS.
Amalia mengatakan, walaupun sebagian besar desa kabupaten/kota yang masuk dalam wilayah transmigrasi bergantung pada sektor pertanian, tapi juga terdapat potensi lain mulai dari pariwisata hingga industri.
"Sebenarnya pertanian itu tidak hanya satu-satunya dari potensi desa ini, karena ada banyak potensi lain yang bisa digali, tetapi mungkin belum ada saat ini," kata Amalia dalam acara Pembekalan dan Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amalia mengatakan, penting untuk melakukan eksplorasi dan melihat potensi lain yang bisa saja belum dikembangkan di daerah tersebut. Seperti misalnya pemanfaatan sungai untuk pariwisata, lalu pengembangan industri potensial seperti furnitur, pakaian jadi, hingga industri barang dari logam bisa dikembangkan di Sumba Barat Daya.
Selain itu, menurutnya juga penting untuk menemukenali sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Misalnya Provinsi Sulawesi Tengah yang saat ini tumbuh 7,95%, di mana 4,80% di antaranya disumbang dari sektor industri karena ada kawasan industri hilirisasi nikel.
"Kedua ada Bali tumbuh 5,95% di atas rata-rata nasional dan Bali mengandalkan pariwisata sebagai sumber utama pertumbuhan ekonominya, sehingga dari 5,95% maka 2,61% basis poinnya itu memang disumbang dari sektor akomodasi makanan dan minuman," ujar Amalia.
Lalu di Sumatera Utara sendiri, pertanian merupakan sumber utama perekonomiannya terutama perkebunan sawit. Amalia mengatakan, 1,81% dari 4,69% basis poinnya itu disumbang oleh sektor pertanian dalam arti luas termasuk perkebunan di dalamnya.
Selanjutnya berdasarkan hasil pembedahan lanjutan, ditemukan bahwa perkembangan industri Sulawesi Tengah berkembang pesat karena adanya hilirisasi nikel. BPS mencatatkan data ekspor feronikel yang melonjak signifikan dibandingkan kuartal III 2024, di mana pada kuartal II 2025 mencapai US$ 857,44 juta.
Amalia juga menyinggung tentang pertumbuhan Maluku Utara yang menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan tercepat mencapai 32,09% pada triwulan II 2025. Pertumbuhannya didorong oleh industri hilirisasi produk nikel.
"Jadi kalau kita lihat laju pertumbuhan industri pengolahan di Maluku Utara di tahun 2001 Bapak dan Ibu itu hanya 0%, sekitar 0% hingga 1-2%. Begitu ada program hilirisasi, maka di tahun 2020 pertumbuhan sektor industri pengolahan Maluku Utara menyentuh hampir 40%. Saat ini di kuartal II 2025 sektor industri pengolahannya saja tumbuh 57,51%," kata dia.
Simak juga Video: Mentrans Rencanakan Bangun Sekolah Rakyat di Daerah Transmigrasi