Nasib Tokopedia Usai Dicaplok TikTok: PHK-Dikontrol China

Nasib Tokopedia Usai Dicaplok TikTok: PHK-Dikontrol China

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 26 Agu 2025 06:29 WIB
Logo Tokopedia
Ilustrasi/Foto: Dok. Tokopedia
Jakarta -

Platform e-commerce Tokopedia diterpa kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan. Isu PHK massal menggaung dan dikaitkan sejak Tokopedia diakuisisi oleh TikTok, anak usaha dari ByteDance pada akhir 2023 lalu.

Kabar ini tersebar luas di media sosial, namun manajemen dan tim komunikasi Tokopedia kompak bungkam. Bocoran pun didapat detikFinance dari 'orang dalam' yang mengungkap rencana PHK di perusahaan tersebut.

Sumber detikFinance yang terdampak kebijakan Tokopedia ini mengungkapkan, kabar yang didapat karyawan jika dirinya terdampak PHK selalu datang mendadak yang bikin jantung dag dig dug. Yakni lewat undangan town hall yang dikirimkan sehari sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak pernah dikabari secara resmi kalau ada PHK, semuanya selalu muncul H-1 melalui undangan town hall. Kita bahkan dapat kabar soal timeline PHK malah dari pihak luar yang suka spill," ungkap sumber, Senin (25/8/2025).

ADVERTISEMENT

Pun demikian, manajemen Tokopedia sebelumnya memang pernah mengeluarkan kabar PHK tetapi terakhir itu cuma tahun lalu. "Cuma kita nggak bodoh, pasti akan datang lagi (gelombang PHK lanjutan). Namanya juga dua tempat jadi satu, pasti ada divisi-divisi yang redundant dan kena layoff," lanjutnya.

Belakangan, Tokopedia digoyang isu adanya 420 karyawan yang terdampak PHK dalam dua bulan terakhir. Dimana pada Agustus ini, disebutkan 240 orang dipangkas. Sementara itu, pada Juli lalu, e-commerce yang telah berdiri selama 16 tahun tersebut sudah lebih dulu melakukan PHK terhadap 180 karyawan.

Divisi yang terdampak termasuk teknologi informasi (IT), customer care, hingga tim pemenuhan pesanan (fulfillment) dan gudang. Namun sejatinya, menurut sang sumber detikfinance, pengurangan pegawai terus dilakukan e-commerce yang identik dengan warna hijau tersebut di setiap kuartal.

Cuma memang tak tercium ke luar karena jumlahnya kecil-kecil namun sering. "Yang sekarang banyak kena (PHK) itu bagian teknologi informasi dan operasional," sebutnya.

"Kalau dari tahun lalu mah semua divisi kena. Divisi gue saja bubar," ia menambahkan.

Hingga saat ini, manajemen Tokopedia belum memberikan tanggapan terkait kabar PHK tersebut. detikcom sudah berupaya mengkonfirmasi kabar ini ke Tokopedia namun belum mendapatkan jawaban.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Budi Primawan mengaku menyatakan, sejak proses merger dengan TikTok Shop memang terjadi penyesuaian organisasi, dan belakangan beredar isu akan ada gelombang lanjutan. Namun hingga kini informasi jumlah karyawan yang terdampak belum bisa dipastikan.

Tokopedia saat ini dikuasai oleh TikTok sejak dijual akhir tahun 2023 lalu. Dalam kesempatan itu, unit e-commerce Tokopedia resmi digabung dengan TikTok Shop. Dimana ByteDance (induk TikTok) menjadi pemegang saham mayoritas Tokopedia, sementara GoTo hanya menjadi pemilik saham minoritas.

Terlalu Gemuk Jadi Alasan PHK

Terlalu 'gemuk'! Itulah alasan yang didengar sumber detikFinance terkait alasan TikTok mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan Tokopedia.

'Gemuk' di sini tentu bukan soal berat badan, melainkan jumlah karyawan Tokopedia yang dianggap terlalu banyak, terlebih jika ditambah dengan tim dari TikTok Shop yang pada akhirnya bergerak di sektor bisnis sama, e-commerce.

"Intinya dari TikTok bilang kalau karyawan Tokopedia tuh 'gemuk' banget. Jadi harus dipangkas jadi ratusan (karyawan) saja," ujar sang sumber.

Namun dari info 'orang dalam' ini jumlah karyawan gabungan Tokopedia dan TikTok Shop di Indonesia berada sekitar 2.500 orang. Dimana jumlah ini dianggap 'overweight' oleh TikTok sebagai pemilik saham mayoritas Tokopedia sehingga harus ada pengurangan.

Bahkan untuk tim teknis yang masih tersisa mesti 'pindah' ke mainland China. Dalam arti sudah berada di bawah koordinasi TikTok China. Sang sumber menambahkan, progres PHK karyawan Tokopedia ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun dimana ini menjadi target sampai integrasi sistem rampung.

Kemungkinan, tim Tokopedia yang ada di Indonesia mayoritas akan fokus diisi oleh tim bisnis dan marketing saja. Khususnya tim teknis akan dioper ke China.

"Seperti yang gue bilang tadi bahkan sekarang beberapa pekerjaan juga sudah report ke China. jadi ya memang fully akan dihandle sama tim China pada akhirnya. Yakni ketika 100% integrasi sistem sudah rampung, targetnya Desember 2025," ungkapnya.

Bisnis Gudang Tokopedia Ditutup

Tokopedia benar-benar sedang mengevaluasi prioritas bisnisnya di Indonesia. Selain pengurangan pegawai, bisnis gudang miliknya yang disebut 'Dilayani Tokopedia' pun berhenti beroperasi.

Tokopedia sejatinya berharap tinggi di awal hadirnya layanan bernama 'Dilayani Tokopedia' tersebut. Ini merupakan layanan fulfillment atau gudang pintar milik Tokopedia. Konsepnya mirip dengan Fulfillment by Amazon (FBA).

Jadi para penjual cukup mengirimkan stok barang mereka ke gudang Tokopedia, lalu seluruh proses penyimpanan, pengemasan, hingga pengiriman ke pembeli akan ditangani oleh Tokopedia.

Namun ternyata layanan yang dirilis sejak Maret 2022 tersebut tak berumur panjang. Ia resmi tutup layanan sejak 15 Agustus 2025 kemarin, termasuk diiringi dengan diberhentikannya para karyawan yang selama ini menggawanginya.

"Sudah tutup gudang itu secara fully sama orang-orangnya, harusnya di September-Oktober ini beres. Kasarnya gudang bersih dan karyawan juga kena," sebut sumber detikFinance.

Sebagai informasi, pada Januari 2024, TikTok (di bawah ByteDance) menyelesaikan akuisisi 75,01 % saham Tokopedia dari GoTo, senilai sekitar US$ 840 juta. Saat itu, TikTok berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar untuk pengembangan entitas gabungan di masa depan, tanpa mencairkan saham GoTo lebih lanjut.

Tokopedia kini menjadi entitas gabungan yang dimiliki bersama oleh TikTok (75 %) dan GoTo (25 %). Akuisisi ini memungkinkan TikTok untuk kembali menjalankan layanan TikTok Shop di Indonesia setelah dilarang karena peraturan yang melarang transaksi e-commerce langsung melalui aplikasi media sosial - dengan menjadikan Tokopedia sebagai platform e-commerce legal.

Ketika ada dua perusahaan yang bergabung dan terlebih bergerak di bidang sama, pasti karyawan akan jadi korban efisiensi. Hal ini pula yang terjadi pada konsolidasi Tokopedia dan TikTok Shop.

Lihat juga Video: Tokopedia: Kategori Groceries Paling Diincar Sepanjang Ramadan 2024

Halaman 2 dari 3
(ily/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads