Pemerintah diharapkan bisa merespons dengan cepat dan tepat aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air beberapa waktu terakhir. Pasalnya, saat ini dunia tengah berpacu merebut pasar global yang dibutuhkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik.
"Kalau kita lihat, ini ada momentum perang tarif di beberapa negara yang tarifnya lebih tinggi daripada kita, (China, India) itu bisa kita undang investor masuk terutama buat industri." kata ekonom senior, Tauhid Ahmad kepada detikcom dalam program detikSore beberapa waktu lalu, ditulis Jumat (5/9/2025).
Situasi demonstrasi yang berujung pada aksi massa ricuh diyakini bisa menimbulkan ketidakpastian pada investor. Untuk itu, pemerintah diharapkan bisa memberikan jaminan keamanan dan kestabilan di berbagai lini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin stabil, faktor keamanan, kebijakan, gangguan di wilayah investasi, pasti jadi pertimbangan investor." jelas Tauhid.
Adanya perang tarif global telah menimbulkan relokasi dan ekspansi sejumlah pabrik dari China serta negara lainnya seperti Jepang, Korea, hingga Uni Eropa.Mereka mencari negara-negara dengan tingkat tarif yang lebih kompetitif.
Indonesia yang dikenakan tarif sebesar 19% oleh Amerika Serikat (AS), relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Hal ini tentu jadi peluang untuk menarik lebih banyak modal asing yang masuk ke dalam negeri, terutama dari China yang dikenai tarif 30% oleh AS.
"Dengan situasi ini mereka akan lihat apakah pemerintah bisa menangani ini secepat mungkin. Kalau ini lambat, kita bisa kehilangan momentum." jelas Tauhid.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengaku optimistis dampak ekonomi akibat aksi demonstrasi yang berlangsung sepekan kemarin hanya bersifat jangka pendek. Langkah strategis sudah diambil sehingga diharapkan situasi sosial dan politik kembali pulih.
"Terkait situasi terkini dengan fundamental ekonomi yang solid, pemerintah yakin dampak dan dinamika sosial politik yang terjadi terhadap ekonomi harapannya bersifat jangka pendek. Pemerintah terus mendorong optimisme untuk jangka menengah dan jangka panjang," kata Airlangga dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9) lalu.
Pengusaha juga diminta tetap tenang dan optimistis menghadapi situasi saat ini. Pemerintah memastikan roda perekonomian berjalan dengan baik demi penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
"Kami mendorong dan mengimbau para pengusaha untuk tetap tenang dan optimis. Kami tentu seluruhnya mempunyai tanggung jawab moral kepada bangsa ini untuk mempertahankan roda perekonomian agar penciptaan lapangan kerja dan mereka yang bekerja tetap terjaga. Lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat tentunya itu menjadi perhatian utama dari pemerintah," kata Airlangga.
(eds/ily)