.webp)
Isu darurat militer sempat mewarnai aksi demonstrasi hingga penjarahan rumah sejumlah tokoh oleh massa tak dikenal beberapa waktu terakhir. Padahal, kondisi darurat militer memiliki risiko yang besar, tak terkecuali buat ekonomi.
Ekonom senior Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan ekonomi sudah pasti akan terganggu jika sebuah negara melakukan darurat militer.
"Ekonomi terganggu." jelasnya singkat kepada detikcom, ditulis Jumat (5/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh, Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, menjelaskan kondisi darurat militer akan menimbulkan ketidakpercayaan dari publik dan memberikan dampak serius buat ekonomi.
"Investor akan merasa tidak yakin dengan situasi politik yang tidak stabil, yang dapat mempengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi negara." kata Esther.
Lebih lanjut, Esther menjelaskan aliran modal keluar juga akan terjadi sehingga potensi rupiah makin terdepresiasi terhadap mata uang asing bakal meninggi. Hal ini bisa memperketat kapasitas fiskal sehingga mendorong bank sentral mencetak uang lebih banyak dan membuat inflasi kian tinggi.
Inflasi yang kian tinggi bisa membuat rupiah kehilangan nilainya karena harga-harga yang semakin tinggi.
Mengutip Fajlurrahman Jurdi dalam buku Hukum Tata Negara Indonesia, darurat militer merupakan sebuah kondisi yang dinyatakan ketika ancaman yang dihadapi tidak dapat ditangani hanya dengan instrumen sipil.
Isu darurat militer sendiri telah dibantah oleh TNI. Masyarakat juga diharapkan tidak terprovokasi oleh narasi liar di media sosial.
Jangankan darurat militer, kericuhan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir saja sudah memberikan goyangan pada pasar modal dan rupiah. Jadi, jangan sampai deh kita mengalami kondisi tersebut ya, detikers!
Simak juga Video: Korut Komentari Drama Darurat Militer Korsel, Sebut Presiden Yoon Boneka
