Ketidakpastian ekonomi imbas tensi geopolitik, perang dagang, hingga kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve alias The Fed, membuat nilai logam mulia emas kian melambung tinggi mencapai level tertinggi atau all-time high (ATH).
Bahkan untuk nilai logam mulia Antam yang menjadi patokan harga emas di Indonesia, hari ini sudah mencapai Rp 2.198.000 per gram. Namun apakah harga emas ini akan terus melambung tinggi atau malah turun dan mulai terkoreksi?
Pengamat Ekonomi Mata dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan nilai logam mulia ke depan akan terus tumbuh. Kondisi ini utamanya dipengaruhi oleh pergerakan harga emas dunia yang diperkirakan terus menguat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan penguatan harga emas global ini utamanya dipengaruhi dua faktor, yakni kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kerap menjadi poros perdagangan dan ekonomi dunia, serta kedua akibat dari tensi geopolitik berkepanjangan.
Dari sisi perekonomian AS terdapat perang dagang, rencana penurunan suku bunga The Fed, hingga melemahnya pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam jadi pendorong utama. Sementara dari faktor geopolitik, banyaknya konflik bersenjata di area Timur Tengah antara Israel melawan Palestina, serta di Eropa antara Rusia dengan Ukraina yang didukung NATO menjadi biang Keroknya.
"Nah ketegangan ini yang membuat harga emas berlanjut. Sekarang sudah hampir mendekati US$ 3.800 per troy ons, tinggal US$ 7 lagi," kata Ibrahim kepada detikcom, Senin (29/9/2025).
Karena hal ini, ia memperkirakan harga emas dunia mampu tumbuh US$ 3.850 per troy ons hingga akhir 2025 mendatang. Sehingga harga emas di Indonesia yang sangat mengikuti harga global akan ikut meningkatkan hingga di atas Rp 2.300.000 per gram.
"Di akhir tahun, kemungkinan besar di bulan Oktober-November US$ 3.850 per troy ons akan tercapai. Jadi karena perang dagang ini luar biasa, bayangkan 100%, semua negara berdampak semua oleh Trump. Nah sedangkan Trump sendiri menjabat sampai tahun 2028," paparnya.
Belum lagi dalam perdagangan domestik di Indonesia, harga emas ikut terkerek imbas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ditambah harga emas global yang terus mengalami kenaikan seperti sekarang ini, membuat lanjut harga emas domestik jadi sangat tinggi.
"Jadi kenapa sih kalau harga logam mulia itu naik ya karena rupiahnya melemah kan. Rupiah kemarin melemah cukup tajam Ya bahkan hampir mendekati level Rp 16.800 kan. Akhirnya pada saat harga emas dunia naik rupiah melemah, ini yang membuat harga logam mulia terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan," terang Ibrahim.
Sementara itu, Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad juga memperkirakan harga emas global akan terus meningkat hingga akhir tahun nanti. Membuat harga emas domestik seperti Antam ikut melejit.
"Kalau forecast banyak lembaga emas ya Harga emas makin naik. Karena kalau di forecast saat ini sudah di US$ 3.700an per troy ons, di sini beberapa lembaga sudah diperkirakan bisa tembus di atas US$ 3.800 per ons. Berarti harga global, di Indonesia bisa di atas," terangnya.
Karenanya ia sependapat jika harga emas bisa naik hingga di atas Rp 2.200.000 - Rp 2.300.000 per gram. Namun sampai saat ini masih sulit untuk kemudian harga emas bisa naik hingga menyentuh Rp 2.400.000 per gram.
Sebab dari sisi pelemahan nilai tukar rupiah yang turut mengangkat harga emas, Bank Indonesia dipastikan akan melakukan intervensi. Dengan begitu pelemahan nilai tukar dapat ditekan, kemudian kenaikan harga emas juga akan ikut lebih terkendali.
"Kalau Rp 2.400.000 - Rp 2.500.000 per gram itu kayaknya nggak sampai sih. Ini kan BI ini juga coba perang, BI coba nurunin lagi di pasar valuta, kalau nggak kan repot nanti," tegas Tauhid.
(igo/fdl)