Dana Moneter Internasional (IMF) melihat perekonomian global ada tanda-tanda perlambatan. Selain itu, inflasi bergerak variatif di sejumlah negara lantaran tekanan tarif dan menurunnya permintaan ekspor.
Juru Bicara IMF Julie Kozack mengatakan ekonomi global masih menunjukkan ketahanan dalam menghadapi ketidakpastian tarif.
"Kami melihat pertumbuhan global di paruh pertama tahun ini masih stabil. Tetapi, kini mulai terlihat tanda-tanda perlambatan," kata Kozack dalam konferensi pers, dikutip Reuters Jumat (3/10/2025).
Kozack mengakui tarif impor turut mendorong inflasi inti di AS. Di sisi lain, inflasi umum tercatat naik di Inggris, Australia dan China. Sedangkan tekanan inflasi di China dan beberapa negara Asia lainnya relatif rendah akibat tarif menekan permintaan ekspor mereka.
"Sejauh ini dampaknya pada inflasi AS relatif terbatas karena banyak perusahaan menyerap beban tarif. Pertanyaannya, sampai kapan itu bisa bertahan?" tambahnya.
Kozack menambahkan laporan terbaru IMF World Economic Outlook akan dirilis 14 Oktober mendatang. Laporan itu bakal membahas dampak tarif terhadap ekonomi AS dan tren inflasi global. Selain itu, tinjauan tahunan IMF terhadap kebijakan ekonomi AS melalui Article IV yang dijadwalkan keluar November.
Lebih lanjut, Kozack menilai melemahnya pasar tenaga kerja AS menjadi alasan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada pertemuan September lalu.
Lihat juga Video: IHSG Mengalami Siklus Akhir Tahun atau Pelemahan Ekonomi?
(rea/rrd)