Penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai 1 Oktober 2025 tak cuma bikin kantor tutup, dampaknya sudah terasa ke sektor perumahan. Persetujuan hipotek melambat, pinjaman untuk wilayah pedesaan mandek, dan polis asuransi banjir baru tidak bisa diterbitkan. Para pembeli rumah ikut menghadapi risiko.
Para ahli mengatakan sebagian besar program perumahan akan tetap berjalan di tengah penutupan ini, dan sebagian besar orang mungkin belum terdampak. Namun, dengan penjualan rumah yang sudah seret karena tingginya harga, penutupan pemerintah AS kini memberikan ancaman lebih.
"Apa pun yang perlu Anda hubungi pemerintah, jika seseorang tidak ada di kantor atau sedang cuti, pinjaman tersebut mungkin bermasalah," kata Justin Demola, Presiden Lenders One, aliansi nasional bankir hipotek, dikutip dari CNN, Sabtu (4/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, program Asuransi Banjir Nasional tidak dapat menerbitkan polis baru selama penutupan pemerintah AS. Profesor hukum asuransi di Universitas Minnesota, Daniel Schwarcz, mengatakan program ini, yang didukung oleh Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), menawarkan asuransi banjir yang didukung pemerintah federal kepada para pemilik rumah.
"Jika Anda sudah memiliki polis asuransi, polis tersebut tetap berlaku. Penutupan ini memengaruhi kemampuan NFIP untuk memperbarui polis asuransi atau menerbitkan polis baru, tetapi tidak mengurangi validitas atau keberlakuan polis asuransi yang sudah diterbitkan," kata Schwarcz.
Artinya, pemilik rumah yang polisnya akan diperpanjang mungkin akan kehilangan jaminan asuransinya. Mereka harus memperbarui polis tersebut ketika pemerintah kembali beroperasi, tetapi hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan jaminan asuransi hingga saat itu, kata Schwarcz.
Selain itu, Demola mengatakan sebagian besar pemberi pinjaman tidak akan mengizinkan pembelian rumah di zona banjir berisiko tinggi hingga pembeli rumah mendapatkan asuransi banjir. Namun, bagi yang membeli rumah secara tunai dan yang berada di daerah risiko tinggi banjir, tidak diwajibkan memiliki asuransi banjir. Mereka juga dapat melanjutkan pembelian rumah mereka, bahkan selama masa penutupan.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, anggota Partai Demokrat di Komite Jasa Keuangan DPR memperingatkan bahwa pembatasan NFIP dapat mengancam lebih dari 1.300 penutupan penjualan rumah setiap hari. Hal ini berpotensi menghalangi ribuan keluarga untuk memiliki rumah, atau menempatkan mereka dalam risiko penjualan rumah yang berlanjut tanpa perlindungan.
"Semakin lama (penutupan) ini berlanjut, semakin lama pula dampaknya terhadap pasar perumahan," kata Schwarcz.
Pegawai Otoritas Penerbangan Terdampak
Selain itu, Departemen Perhubungan Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Selasa (30/9) bahwa ada lebih dari 11.000 karyawan di Badan Penerbangan Federal (FAA), atau sekitar seperempat dari total stafnya, akan dirumahkan jika dana dari pemerintah berakhir imbas dari tutupnya pemerintah AS.
Mengutip Reuters, Sabtu (4/10/2025), maskapai penerbangan AS telah memperingatkan, penutupan pemerintah federal AS dapat membebani dan memperlambat penerbangan penerbangan di AS. Hal ini karena pengontrol lalu lintas udara dan petugas keamanan akan dipaksa bekerja tanpa bayaran, serta fungsi-fungsi lainnya akan dihentikan.
Dengan tujuan menjaga keamanan udara, lebih dari 13.000 petugas pengatur lalu lintas udara yang ada akan diminta untuk terus bekerja, tetapi tidak akan dibayar sampai penutupan berakhir. FAA kekurangan sekitar 3.800 petugas pengatur lalu lintas udara dari tingkat jumlah yang ditargetkan. Bahkan jika pendanaan pemerintah dihentikan, FAA akan terus merekrut dan melatih petugas pengatur lalu lintas udara.
Selama penutupan pemerintah AS yang sebelumnya, FAA menunda perekrutan dan sebagian besar pelatihan petugas pengatur lalu lintas udara. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengatakan, ada sekitar 25% dari 400 karyawannya akan dirumahkan, tetapi masih dapat melakukan investigasi terhadap kecelakaan udara dan insiden lainnya.
Sekitar 50.000 karyawan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) yang bertugas di pos pemeriksaan keamanan bandara juga akan diminta untuk tetap bekerja, tetapi tidak akan dibayar. Pada 2019, kala penutupan diberlakukan selama 35 hari, jumlah ketidakhadiran oleh pengontrol dan petugas TSA meningkat karena para pekerja tidak menerima gaji, yang berdampak pada memperpanjang waktu tunggu pos pemeriksaan di beberapa bandara. Pihak berwenang terpaksa memperlambat lalu lintas udara di New York, yang memberi tekanan pada anggota parlemen untuk segera mengakhiri kebuntuan tersebut.
Kelompok perdagangan maskapai penerbangan Airlines for America, yang mewakili United Airlines, Delta Air Lines, American Airlines, Southwest Airlines, dan lainnya, memperingatkan bahwa jika pendanaan berakhir, sistem mungkin perlu melambat, mengurangi efisiensi dan berdampak pada wisatawan.
Asosiasi Perjalanan AS, yang mewakili maskapai penerbangan, hotel, perusahaan penyewaan mobil, dan perusahaan perjalanan lainnya, mengatakan bahwa penutupan sebagian pemerintah AS akan merugikan sektor perjalanan AS sebesar US$ 1 miliar (atau setara Rp 16,5 triliun) per minggu.
FAA memiliki sekitar 45.000 karyawan. Secara total, Departemen Perhubungan akan merumahkan 12.200 dari 53.717 karyawan, termasuk FAA. FAA menyatakan bahwa kegiatan sertifikasi akan terus berlanjut untuk fungsi keselamatan operasional pesawat dan mesin komersial, serta pengawasan dan perizinan peluncuran ruang angkasa komersial.