Pabrikan mobil Prancis, Renault bakal memangkas postur tenaga kerjanya. Perusahaan akan menawarkan pensiun dini secara sukarela pada total 3.000 pekerjanya.
Dilansir dari Reuters, Minggu (5/10/2025), hal ini pertama kali dilaporkan oleh buletin Prancis L'Informe pada hari Sabtu kemarin. Dalam rencana penghematan biaya yang diberi nama rencana Arrow, Renault ingin memangkas jumlah staf di layanan pendukung seperti sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran sebesar 15%.
Rencana ini diperkirakan akan menyebabkan sekitar 3.000 PHK di kantor pusat produsen mobil tersebut yang berada pada kawasan Boulogne-Billancourt, pinggiran kota Paris, dan juga lokasi lainnya di seluruh dunia.
Buletin tersebut mengutip seorang sumber yang mengetahui masalah ini yang mengatakan bahwa keputusan akhir akan diambil pada akhir tahun.
Pihak Renault mengonfirmasi sedang mempertimbangkan pemangkasan biaya, tetapi pada tahap ini belum memiliki angka untuk dilaporkan karena belum ada keputusan yang diambil.
"Mengingat ketidakpastian di pasar otomotif dan lingkungan yang sangat kompetitif, kami mengonfirmasi bahwa kami sedang mempertimbangkan cara untuk menyederhanakan operasi kami, mempercepat eksekusi, dan mengoptimalkan biaya tetap kami," kata seorang juru bicara Renault.
Pada akhir tahun 2024, Renault mempekerjakan 98.636 staf di seluruh dunia. Perusahaan mengalami kerugian pada semester pertama sebesar 11,2 miliar Euro.
Renault juga harus berhadapan dengan melemahnya permintaan mobil van di pasar. Biaya yang terkait dengan kendaraan listrik, dan tekanan komersial dalam lingkungan yang lebih kompetitif juga mempengaruhi arus keuangan perusahaan.
Francois Provost, CEO Renault yang baru saja ditunjuk bulan Juli lalu langsung mendapatkan tugas berat untuk memulihkan margin, mengembalikan peringkat kredit Renault ke tingkat investasi, dan menemukan cara untuk mengatasi dampak tarif AS dan persaingan yang ketat dari produsen mobil China.
(hal/kil)