Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti melemahnya komitmen dunia terhadap agenda besar dalam menyelamatkan bumi. Kondisi ini terjadi karena setiap negara fokus pada kepentingannya masing-masing.
SBY menegaskan bahwa memperjuangkan kepentingan nasional memang penting, namun tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan tanggung jawab global.
"Situasi dunia, situasi global tidak terlalu cerah untuk mengimplementasikan agenda besar kita ini, menyelamatkan bumi, mengurangi kemiskinan, dan ketimpangan sejagat, kemudian membuat masyarakat dunia makin sejahtera dalam keadilan yang kita dambakan bersama. Why? Ada decline of multilateralism, collaboration, yang ada bahkan sekarang the rise of unilateralism. Banyak sekali yang berpikiran ultranasionalis," katanya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue di Jakarta, Senin (6/10/2025).
SBY menyampaikan kondisi saat ini berbanding terbalik dengan ketika ia masih aktif sebagai kepala negara dan sering menghadiri forum-forum internasional seperti G20, APEC dan forum lainnya.
"Dulu G20 kompak. Ketika ada krisis 2008-2009 kita bekerja bersama-sama, semua, day and night. Sekarang kondisi itu sudah tidak seperti dulu. Kehangatan, kadang-kadang bercanda di antara pemimpin G20 Ada Bush, ada Obama, ada Putin, ada Mujinto, Xi Jinping, Ada David Cameron, dan sebagainya. Sekarang no more, never again. Artinya apa? Dengan dulu kami kompak di perserikatan bangsa-bangsa, di forum G20, tidak selalu mudah untuk mengatasi masalah, Apalagi sekarang?" katanya.
Uang Diarahkan Bangun Kekuatan Militer
Ia menyoroti konflik di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara yang semakin meningkat. Terlebih katanya, saat ini uang secara global lebih banyak diarahkan untuk membangun kekuatan militer demi mengamankan geopolitik.
"Situasi di Eropa masih seperti ini, Di Timur Tengah masih seperti ini, Di East Asia, South East Asia juga menurut saya ada high tension yang anytime Bisa menjadi konflik terbuka. Not really good. Uang secara global lebih banyak sekarang diarahkan membangun kekuatan militer untuk tujuan pengamanan geopolitik, dan seterusnya. Bukan lagi Untuk menangani isu lingkungan, mengurangi communicable diseases around the globe," katanya.
Meski begitu, SBY menyampaikan optimisme terhadap langkah Indonesia dalam mendorong transisi energi bersih. Ia menyatakan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto atas visi dan komitmennya membangun ketahanan energi nasional yang ramah lingkungan.
"Saya memberikan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto. Saya mendukung visi, komitmen, dan kebijakan beliau untuk membangun ketahanan energi, dan juga untuk menyelamatkan bumi kita, menyelamatkan kehidupan manusia di masa depan," katanya.
Simak juga Prabowo: Tanpa Kekuatan Militer, Bangsa Akan Dilindas Seperti Gaza
(ara/ara)