Jurus Trenggono Jadikan Laut RI Jadi Sumber Pangan Global

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 10 Okt 2025 15:54 WIB
Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono membeberkan ambisi Indonesia menjadi kontributor pangan global melalui sumber daya yang berasal dari lautan. Menurut Trenggono, lautan menyimpan sumber daya potensial untuk produksi pangan berkelanjutan.

Trenggono menyebut populasi bumi tahun 2050 akan mencapai 10 miliar jiwa. Sementara jumlah pangan yang berasal dari pertanian di darat memiliki batasan.

"Namun, lautan memiliki potensi besar sebagai wilayah baru untuk produksi pangan berkelanjutan. Dengan kekayaan sumber daya laut yang melimpah, Indonesia meyakini bahwa masa depan ketahanan pangan dunia ada di laut dalam konsep yang disebut blue food atau pangan biru," ujarnya dalam Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta Convention Center, Jumat (10/10/2025).

Pemerintah memiliki lima program utama terkait ini, seperti perluasan kawasan konservasi laut, pengaturan penangkapan ikan agar tidak berlebihan, pengembangan budidaya perikanan berkelanjutan seperti udang, nila, kepiting, hingga lobster.

Lalu pengawasan kegiatan ekonomi wilayah pesisir agar tidak merusak lingkungan. Masyarakat dan nelayan kawasan pesisir juga dilibatkan dalam pengumpulan sampah plastik untuk menjaga kebersihan laut.

"Melalui pilar-pilar ini, Indonesia berupaya bukan hanya memenuhi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan global secara bertanggung jawab dan berkelanjutan," jelas Trenggono.

Langkah konkret yang sudah diambil pemerintah salah satunya adalah rehabilitasi 20.000 hektar tambak air payau di pantai utara Jawa. Kemudian, modernisasi tambak terbengkalai, hingga pengembangan tambak udang berkelanjutan di Waingapu, Nusa Tenggara Timur.

"Langkah konkret sudah berjalan, seperti rehabilitasi 20.000 hektare tambak air payau di Jawa Utara, modernisasi tambak terbengkalai menjadi kawasan budidaya nila terpadu, pengembangan tambak udang berkelanjutan di Waingapu (NTT), modernisasi kapal penangkap ikan agar hasil tangkapan bisa ditelusuri dan berkelanjutan, serta revitalisasi produksi garam nasional untuk memperkuat kemandirian garam dalam negeri," bebernya.

Trenggono menjelaskan, 100 juta warga Indonesia tinggal di kawasan pesisir. Menurutnya, hal ini menunjukkan besarnya potensi pasar yang bisa dikerjasamakan dengan para Investor.

"Indonesia membuka peluang kerja sama dalam memperkuat rantai pasok pangan global lewat investasi berkelanjutan, inovasi, riset, dan transfer pengetahuan. Kami percaya, keberlanjutan bukanlah hak istimewa negara maju, melainkan peluang bersama yang menghubungkan teknologi dengan kearifan lokal," tutupnya.




(ily/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork