Pusat perbelanjaan legendaris Grand Mall Bekasi kini tinggal kenangan. Grand Mall Bekasi dimiliki oleh konglomerat pengembang dan properti Grup Lippo.
Di mana pengelolaan pusat belanja ini dilakukan oleh anak usahanya, Lippo Malls Indonesia.
"Grand Mall Bekasi tercatat dalam daftar anggota Lippo Malls Indonesia," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, Sabtu (11/10/2025)
Grup Lippo sendiri adalah konglomerasi bisnis milik konglomerat ternama Mochtar Riady. Kini bisnis Lippo banyak dialihkan ke generasi kedua keluarga, salah satunya ke sang anak James Riady.
Berdasarkan situs resmi Lippo Malls Indonesia, secara keseluruhan Grand Mall Bekasi memiliki luas atau GFA (gross floor area) 47.667 meter persegi. Sementara luas lahan yang benar-benar bisa digunakan untuk aktivitas bisnis pusat perbelanjaan alias NFA (net floor area) seluas 28.699 meter persegi.
Mal terdiri dari sekitar 5 lantai dengan 2 lantai basement untuk parkir. Lokasinya terbilang sangat strategis karena dekat pertigaan Kranji dan stasiun kereta api Kranji yang membuatnya mudah diakses.
"Mal ini menghadirkan beragam pilihan toko ritel, kuliner, dan fasilitas hiburan, menjadikannya tempat yang nyaman untuk berbelanja, makan, dan bersantai bersama keluarga," tulis Lippo Malls Indonesia terkait Grand Mall Bekasi dalam situs resminya.
Namun sayang pusat perbelanjaan ikonik ini tampak sudah tutup alias berhenti operasi. Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (11/10/2025), sekilas suasana di pusat perbelanjaan tersebut tampak sangat sepi dan kosong tanpa aktivitas pertokoan maupun pengunjung meski hari ini merupakan akhir pekan.
Bahkan dari luar tulisan Grand Mall Bekasi yang terpasang di depan mal sudah ditutup terpal. Kemudian pada bagian atas bangunan yang biasa digunakan untuk memasang banner atau papan logo tenant yang ada di dalam mal itu juga sudah kosong.
Saat mendekat ke pintu masuk utama (lobi), terlihat akses kawasan itu sudah terkunci rapat sehingga tidak bisa dimasuki. Di area depan, tampak tiga papan bertuliskan 'Awas lantai basah' sebagai penghalang atau penanda bahwa pintu utama mal itu memang terkunci dan tak bisa diakses.
Begitu juga dengan pintu Timur dan pintu Barat mal yang berada di sebelah kiri dan kanan bangunan sudah tertutup rapat. Sehingga tidak ada akses sama sekali untuk masuk ke dalam kawasan pusat perbelanjaan itu.
Saat mengintip ke bagian dalam mal terlihat gelap tanpa penerangan. Tak satu pun toko yang buka ataupun orang yang bisa masuk dan berada di dalam.
Banyak kios dan toko yang dulu ramai kini hanya menyisakan tanda pemberitahuan "Dijual" atau "Disewakan" yang menempel di kaca etalase. Sebagian lagi ditutup dengan teralis berdebu, menandakan sudah lama tidak ada aktivitas perdagangan di dalamnya.
(igo/hns)