Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per September 2025 pada siang ini, Selasa (14/10). Dalam agenda ini Purbaya bersama jajarannya kompak mengenakan batik.
Dalam pantauan detikcom, di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Purbaya menggunakan batik berwarna biru dan coklat dengan celana bahan hitam.
Jajaran Kemenkeu lainnya turut hadir, termasuk Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan para pejabat eselon I Kemenkeu lainnya. Namun, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (Tommy) pada konferensi pers kali ini tidak hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konferensi pers APBN Kita ini secara bulanan yang rutin dilakukan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebelumnya, sampai 31 Agustus 2025, APBN mengalami defisit Rp 321,6 triliun. Realisasi itu setara dengan 1,35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Defisit APBN Rp 321,6 triliun atau 1,35% dari PDB (sampai Agustus 2025)," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (22/9).
Defisit APBN itu berarti pendapatan negara lebih kecil dibanding jumlah pengeluaran atau belanja negara. Tercatat pendapatan negara sampai 31 Agustus 2025 mencapai Rp 1.638,7 triliun atau 57,2% dari outlook, sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp 1.960,3 triliun atau 55,6% dari outlook.
Lebih rinci diketahui, pendapatan negara yang terkumpul Rp 1.638,7 triliun berasal dari penerimaan pajak (Rp 1.135,4 triliun), kepabeanan dan cukai (Rp 194,9 triliun), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 306,8 triliun.
Sementara itu, belanja negara yang mencapai Rp 1.960,3 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yakni Rp 1.388,8 triliun, serta transfer ke daerah Rp 571,5 triliun.
"Keseimbangan primer masih Rp 22 triliun. Jadi kalau lihat dari sini sih, harusnya kan keseimbangan primer negatif sampai akhir tahun. Jadi indikasinya adalah masih ada belanja pemerintah yang mesti dipercepat lagi," ucap Purbaya.
Simak juga Video Purbaya Laporkan APBN Defisit Rp 321,6 T Sampai Agustus 2025