Gunakan MFO, PLN Berharap Bisa Hemat Rp 612 Miliar
Senin, 13 Agu 2007 12:12 WIB
Jakarta - PT PLN akan menggalakkan penggunaan BBM jenis marine fuel oil (MFO). Penggunaan bahan bakar murah itu diharapkan mampu menghasilkan penghematan hingga Rp 612 miliar.PLN mulai mengurangi penggunaan high speed diesel. Dari segi biaya bahan bakar, perbedaan harga HSD dan MFO per liter dapat mencapai Rp. 2.000/liter, dengan asumsi harga minyak sebelum kenaikan bulan Juli 2007.Pada tahun 2007 ini, dari rencana proyek MFO-nisasi di seluruh Indonesia yang berjumlah kurang lebih 657 MW, kurang lebih 312 MW telah beroperasi. Total penghematan atau pengeluaran biaya bahan bakar yang dapat ditekan adalah sekitar Rp 612 miliar.PLN dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Senin (13/8/2007) menjelaskan, apabila seluruh proyek rencana MFO-nisasi pada tahun 2007 dapat terealisir, maka tahun 2008 dan seterusnya penghematannya dapat mencapai Rp 1,78 triliun.Nah, salah satu pembangkit PLN yang mulai banyak menggunakan MFO adalah PLTD Ampenan, NTB. Peresmian penggunaan MFO atau MFO-nisasi dilakukan pada hari ini.Peresmian dilakukan langsung oleh Dirut PLN Eddie Widiono dan dihadiri oleh Gubernur NTB Drs. Lalu Serimate, Kapolda NTB Brigjen Pol. Wawan Hendrawan, Bupati Lombok Barat Drs. Iskandar, Walikota Mataram H. Moh Ruslan SH, Ketua DPRD NTB Drs Suhaeli FT, Pejabat Muspida dan pejabat PLN. MFO-nisasi adalah merubah sistem pembakaran PLTD yang semula menggunakan HSD yang sangat mahal menjadi berbahan bakar MFO yang lebih murah. PLTD Ampenan telah melalui proses MFO-nisasi secara bertahap sejak Oktober 2007 terhadap 7 unit dari total 8 unit pembangkit di PLTD Ampenan yaitu unit II hingga VIII. Hal ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk meningkatkan efisiensi biaya operasi di sisi pembangkitan.MFO-nisasi itu diharapkan mampu menghemat biaya pembangkitan khususnya bahan bakar sekitar Rp 263 juta per hari atau Rp 96 miliar per tahun.Sementara total daya terpasang 7 unit PLTD Ampenan yang telah melalui proses MFO-nisasi sekitar 49 MW dengan daya mampu sekitar 42 MW.Selain dapat menghemat biaya pembangkitan bahan bakar, proyek ini juga dapat membantu mengurangi jumlah penggunaan bahan bakar minyak dan sedikit-banyak membantu meningkatkan pasokan listrik ke sistem kelistrikan Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok, yang saat ini sedang kekurangan pasokan daya.
(qom/ir)