Wacana kenaikan Tarif TransJakarta dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 mencuat ke publik. Alasan kenaikan tarif bertujuan untuk meningkatkan layanan dan operasional moda transportasi andalan warga Jakarta ini.
Dalam catatan detikcom, tarif TransJakarta terakhir kali naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.500 per penumpang pada tahun 2005. Sejak saat itu tarifnya tak pernah berubah.
Wacana kenaikan TransJakarta memunculkan pro kontra di masyarakat. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bahkan mengaku bimbang karena adanya perbedaan pendapat di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terus terang sejak diwacanakan naik atau nggak memang benar-benar di ruang publik terbelah dan saya selalu terima masukan secara adil dan terbuka di medsos saya," ujar Pramono, dilansir dari detiknews, Senin (10/11/2025).
Tarif Rp 3.500 yang berlaku saat ini sudah mendapat subsidi. Direktur Utama PT TransJakarta, Welfizon Yuza mengatakan, tanpa adanya subsidi maka tarif normal TransJakarta adalah Rp 13.000 per penumpang.
"Jadi kalau kita lihat sih, di 2024 itu subsidi per pelanggannya Rp 9.700. Kalau dilihat dari tahun 2022, karena 2022 masih ada COVID-nya, itu sebenarnya sudah turun dari Rp 16 ribu, terus Rp 11.400, ke Rp 9.700," kata Welfizon di Balai Kota Jakarta, Selasa (4/11).
Lantas menurut detikers, perlukah tarif TransJakarta naik menjadi Rp 5.000? Coba drop pendapatmu di polling dan kasih alasan mengapa.
(ily/kil)










































