Penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baru mencapai 603 ribu ton hingga 10 November 2025. Angka tersebut masih di bawah target penyaluran sepanjang tahun 1,5 juta ton.
Meski begitu, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan bahwa Bulog terus melakukan upaya ekstra dalam menjaga kualitas beras selama penyimpanan hingga penyaluran ke masyarakat.
"Dengan penyerapan produksi dalam negeri yang telah tembus lebih dari 3 juta ton, Bulog melakukan berbagai langkah penjaminan kualitas sebelum stok disalurkan. Kami pastikan beras yang diterima masyarakat adalah beras layak konsumsi dan sehat," tegas Rizal dalam keterangan tertulis, Selasa (11/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeliharaan beras di gudang Bulog dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan awal saat beras masuk, hingga pengawasan rutin harian, mingguan, bulanan, hingga semester. Setiap gudang juga dijaga kebersihannya melalui sanitasi, spraying, dan fumigasi bila ditemukan indikasi hama atau penurunan mutu.
Apabila terdapat tanda-tanda penurunan kualitas, pihaknya akan segera melakukan tindakan cepat seperti pemisahan, reprocessing (pengolahan ulang), atau pemilahan menggunakan mesin modern, sehingga hanya beras yang memenuhi standar yang akan disalurkan ke masyarakat.
Selain itu, Rizal menegaskan pihaknya juga menerapkan prinsip FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out) dalam sistem pergudangan agar sirkulasi stok berjalan optimal dan tidak menumpuk di satu lokasi.
Sebelum beras SPHP disalurkan ke pasar atau dijual kepada masyarakat, BULOG selalu mengecek ulang terhadap kualitas beras tersebut yang meliputi pengecekan secara kualitatif dan kuantitatif. Langkah ini dilakukan untuk memastikan hanya beras layak konsumsi dan sesuai standar mutu pemerintah yang dapat diterima oleh masyarakat.
"Prinsip kami jelas negara harus memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. BULOG menjaga kualitas beras dengan pemeliharaan ketat, memastikan hanya beras yang layak konsumsi disalurkan. Kami berkomitmen penuh menjaga kualitas beras, menjaga nama baik negara, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia," terangnya.
Sebagai upaya menjaga kualitas komoditi yang dikelola dengan jangka waktu yang lebih panjang, pada 2026 Bulog berencana untuk menerapkan penyimpanan dengan metode Cocoon, yaitu teknik penyimpanan beras menggunakan sungkup plastik kedap udara. Dengan teknik mengontrol kadar karbondioksida dan meminimalkan oksigen, dapat menghambat pertumbuhan hama tanpa menggunakan pestisida kimiawi.
Dengan sistem pengawasan yang ketat, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan penuh pemerintah, Bulog memastikan stok beras nasional tetap aman, berkualitas, dan siap disalurkan kapan pun diperlukan untuk menjaga stabilitas pangan di seluruh Indonesia.
Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui 7 jenis outlet resmi penyaluran beras SPHP, yaitu pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Pemerintah Daerah melalui outlet pangan binaan dan GPM (Gerakan Pangan Murah), BUMN melalui outlet BUMN, instansi pemerintah (TNI dan POLRI) melalui koperasi atau GPM, RPK (Rumah Pangan Kita) Perum BULOG, dan Ritel Modern.
Rizal menjelaskan, pendekatan kolaborasi pentahelix ini memungkinkan BULOG mempercepat distribusi beras dari gudang sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia.
Simak juga Video: Gelar GPM di 82.000 Lebih Titik, Polri Salurkan 108.636 Ton Beras SPHP











































