Harga Kopi hingga Daging Sapi di AS Meroket, Trump Akhirnya Lakukan Ini

Harga Kopi hingga Daging Sapi di AS Meroket, Trump Akhirnya Lakukan Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 15 Nov 2025 13:00 WIB
U.S. President Donald Trump speaks during dinner with the leaders of the C5+1Central Asian countries of Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, and Uzbekistan, in the East Room of the White House in Washington, D.C., U.S., November 6, 2025. REUTERS/Nathan Howard Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Nathan Howard Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut tarif lebih dari 200 produk makanan, termasuk bahan pokok seperti kopi, daging sapi, pisang, dan jus jeruk. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran konsumen Amerika terhadap mahalnya harga bahan makanan.

Kebijakan tersebut berlaku sejak Kamis tengah malam dan menjadi langkah signifikan bagi Trump, yang sebelumnya bersikeras bahwa tarif besar yang ia terapkan awal tahun ini tidak menyebabkan inflasi.

"Dalam beberapa kasus, tarif tersebut mungkin akan menaikkan harga," kata Trump, dikutip dari Reuters, Sabtu (15/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, ia tetap bersikeras bahwa secara keseluruhan AS hampir tidak mengalami inflasi. Trump juga mengatakan bahwa ia akan melanjutkan pembayaran sebesar US$ 2.000 kepada warga Amerika berpenghasilan rendah dan menengah yang akan didanai oleh pendapatan tarif tahun depan.

"Tarif memungkinkan kami memberikan dividen jika kami ingin melakukannya. Sekarang kami akan memberikan dividen dan kami juga mengurangi utang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pemerintahan Trump mengumumkan kerangka kerja kesepakatan perdagangan pada hari Kamis. Setelah difinalisasi, kesepakatan itu akan menghapus tarif pada makanan tertentu dan impor lainnya dari Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador, dengan para pejabat AS mengincar perjanjian tambahan sebelum akhir tahun.

Daftar yang dirilis pada hari Jumat kemarin mencakup produk-produk yang rutin dibeli konsumen AS untuk memberi makan keluarga mereka di rumah, banyak di antaranya mengalami kenaikan harga dua digit dari tahun ke tahun. Ini mencakup lebih dari 200 barang mulai dari jeruk, acai berry, dan paprika hingga kakao, bahan kimia yang digunakan dalam produksi pangan, pupuk, dan bahkan wafer komuni.

Dalam lembar fakta yang merinci daftar tersebut, Gedung Putih menyatakan bahwa keputusan itu diambil setelah Presiden dinilai mencapai kemajuan signifikan dalam memastikan adanya persyaratan timbal balik yang lebih kuat dalam hubungan perdagangan bilateral Amerika Serikat.

Trump juga memutuskan untuk mengecualikan beberapa jenis makanan dari tarif karena tidak ditanam atau diolah di Amerika Serikat. Hal tersebut mengingat telah tercapainya sembilan kesepakatan kerangka kerja, dua perjanjian akhir tentang perdagangan timbal balik, dan dua kesepakatan investasi.

Menurut data Indeks Harga Konsumen terbaru per bulan September, daging sapi giling hampir 13% lebih mahal dan harga steak hampir 17% lebih mahal daripada tahun lalu. Kenaikan untuk keduanya merupakan yang terbesar dalam lebih dari tiga tahun, sejak inflasi mendekati puncaknya di bawah pendahulu Trump, Joe Biden dari Partai Demokrat.

Meskipun AS merupakan produsen daging sapi utama, kekurangan ternak yang terus-menerus dalam beberapa tahun terakhir telah membuat harga daging sapi tetap tinggi. Harga pisang juga naik sekitar 7% lebih tinggi, sementara tomat 1% lebih tinggi. Biaya keseluruhan untuk makanan yang dikonsumsi di rumah tangga naik 2,7% pada bulan September.

Langkah Presiden Trump dalam melakukan pembebasan tarif ini mendapat pujian dari banyak kelompok industri. Namun demikian, juga ada beberapa pihak yang menyatakan kekecewaan karena produk mereka dikecualikan dari pengecualian tersebut.

"Tindakan hari ini akan membantu konsumen, yang secangkir kopi paginya diharapkan menjadi lebih terjangkau, serta produsen AS, yang menggunakan banyak produk ini dalam rantai pasokan dan lini produksi mereka," kata Presiden Asosiasi Industri Makanan FMI, Leslie Sarasin, dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Presiden Dewan Minuman Keras Distilasi, Chris Swonger, mengatakan pengecualian minuman keras dari Uni Eropa dan Inggris merupakan pukulan lain bagi industri perhotelan AS, tepat ketika musim liburan yang kritis dimulai.

"Scotch, Cognac, dan Wiski Irlandia adalah produk pertanian bernilai tambah yang tidak dapat diproduksi di Amerika Serikat," ujar Swonger.

Ketika ditanya apakah ada rencana perubahan lebih lanjut, Trump mengatakan bahwa menurutnya langkah tersebut tidak perlu dilakukan.

"Kami baru saja melakukan sedikit penyesuaian. Harga kopi tadinya agak tinggi, sekarang akan turun lagi dalam waktu dekat," ujar Trump.

Sebelumnya Trump telah mengubah sistem perdagangan global dengan mengenakan tarif dasar 10% untuk impor dari setiap negara, ditambah bea masuk khusus tambahan yang bervariasi di setiap negara bagian.

Namun kini, ia telah berfokus sepenuhnya pada isu keterjangkauan dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan Trump juga menegaskan bahwa kenaikan biaya dipicu oleh kebijakan yang diberlakukan oleh Biden, dan bukan kebijakan tarifnya sendiri.

Konsumen tetap frustrasi dengan tingginya harga bahan makanan, yang menurut para ekonom sebagian didorong oleh tarif impor dan dapat naik lebih lanjut tahun depan karena perusahaan mulai menanggung beban penuh bea masuk.

(shc/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads